Tubuh Ify menggigil. Rasa nyeri menjalar hingga ke uluh hatinya. Tatapan dia dalam sebuah belenggu. Air matanya jatuh perlahan-lahan. Dia jalan tertatih-tatih. "Ya Allah kenapa harus jatuh cinta kepada orang yang salah?" Pikirnya. Dia hanya diam mematung di depan pintu rumahnya sambil menyalakan bel berulang kali.
"Tunggu sebentar!" Suara bibi dari dalam rumahnya. Di luar Ify hanya diam tanpa sebuah bahasa seolah menjadi zombie. Dia merasa hatinya terbelenggu oleh cinta sendiri.
"Non Ify?" Bi Ning menatap Ify yang mengenaskan. Wajah muram dengan baju basah kuyup dari mulai atas ke bawa. "Non..."
Ify tidak mengubris sama sekali. Dia langsung naik ke atas kamarnya. "Dasar penghianat kamu, Kai!" Umpatnya dalam hati berulang kali. Dia merasa kalau rindu sendirian hingga cinta sendiri cukup melelahkan sekali.
