Ify menepuk pundaknya. Ia melihat soal dalam kuis membuat perutnya melilit sekali. Mata kuliah statistik membuat kepalanya pusing. Bayangkan saja deretan angka yang berputar-putar di kepalanya. Padahal dia memilih mata kuliah manajemen untuk menghindari angka yang memiliki genre sesama matimatika. Dia hanya bisa melototi soalnya.
Ehem! Suara deheman dari belakang.
"Udah, kamu pelototin nggak bakalan bisa jawabannya langsung muncul!"
"Sialan ini dosen! Pengen mulutnya aku karetin aja!" Omelnya dalam hati.
"Ify, kamu itu harusnya kayak Kaia. Dia udah selesai sebelum pada waktunya."
"Ih. Dosen ini pengen aku sulam mulutnya pakai kawat!" Omel Ify dalam hati. Dia kesal harus dibandingkan dengan Kaia, sahabatnya. "Emang sich dia tipe mahasiswi yang pinter kalau masalah angka. Sedangkan aku cuman pinter hitung angka pada nominal uang kertas atau saldo rekening," gumamnya dalam hati.
"Ingat, sepuluh menit lagi!" Bu Andini terus saja bikin telinga Ify panas.