Sebuah usaha yang tidak akan pernah bisa sia-sia. Dia duduk terdiam di sudut sana. Perasaan itu mulai bertumbuh begitu saja.
"Ini buat kamu."
"Angkasa?"
"Iya, ini buat kamu Kaia."
Sebotol air mineral dingin diberikan ke Kaia. "Pasti kamu diusir sama pak Bambang?"
"Iya," balas Kaia menatap Angkasa.
"Ini, buruan kamu minum. Kalau hati lagi panas memang butuh yang dingin-dingin," Angkasa menempelkan botol air mineral dingin ke pipi kanan Kaia.
"Auw, Angkasa!" Rintih Kaia karena kedinginan terkena air dingin dari botol es.
Kaia pun duduk terdiam menatap suasana taman kampus sambil menikmati sebotol air mineral es. Dia merasa sedikit lega sekali.
Kedua mata Angkasa terus membidik ke Kaia. Dia menatap wajah Kaia yang sangat cantik sekali. "Kamu tampak sederhana sekali," pujinya dalam hati kecilnya. Dia menatap wajah cantik nan sendu sekali.
"Kai, kamu nanti sepulang kampus mau ke mana?" Tanya Angkasa menatap Kaia hingga tersendak.