"Selamanya atau?"
Kehidupan baru Khadijah bersama kekasih halalnya. Baru saja dua hari mereka bersama.
Sebuah koper sudah Khadijah siapkan, namun ada sebuah pesan line dari Rumi. Khadijah terkejut, lalu ia pun membaca perlahan-lahan isi pesannya.
"Assalamulaikum, Khadijah.
Hari ini aku dan ayahku ingin menemuimu, apa kau bersedia?"
"Menemuiku? untuk apa?" ulang Khadijah bergumam, ia merasa kalau ada yang penting.
"Bagaimana kalau aku,-"
"Ya Allah Khadijah, ingat sekarang kamu sudah memilih pilihanmu bersama suamimu," bisikan hati kecil Khadijah menyelinap begitu saja, ia merasa dilema, meskipun sudah berubah status menjadi nyonya Samuel.
Khadijah duduk di atas ranjangnya, ia merasa seharusnya bahagia mendapat pesan dari pria idamannya selama ini. Calon imam yang selalu dalam doanya namanya.
"Ehem, Kamu kenapa sayang?"
Khadijah berusaha tersenyum dan menyembunyikan semua itu dari pria yang kini menyandang suami sahnya.