" Bahagiaku bersamamu ketika aku mampu untuk menggenggam erat rasa cinta itu yang sesungguhnya. Dirimu adalah sesuatu yang sangat berarti dalam kehidupanku dan takkan pernah mampu gantikan dengan yang lain. Cuman kamu yang aku mau. Namun semua takdir tidak mengizinkan aku untuk memilikimu tapi tak mengapa karena aku hanya ingin kamu bahagia dan baik-baik saja. " Satria mulai membuka lembaran-lembaran album foto antara dia dengan Ify dikala masa lalunya yang masih utuh. Padahal dia sangat berharap jika bisa bersanding dengan perempuan itu namun kenyataannya tetap saja Allah tidak menafsirkannya untuk bersama. Cinta itu memang hadir untuk singgah namun tidak menjadi rumah persinggahan terakhir.
Satria berusaha untuk ikhlas dan melepaskan perasaannya. Dia berusaha untuk menata hatinya kembali yang sempat kacau karena masa lalunya. Dia berharap semuanya akan berjalan lancar. Dia akan mengurus bisnis keluarganya.