Fatimah mulai berpikir ulang kembali untuk menjodohkan suaminya dengan Nirmala. Dia yakin kalau Nirmala bisa menggantikan posisinya suatu saat nanti ketika Allah sudah mengambilnya.
Fatimah mulai menggumam dalam hati kecilnya dan berharap semuanya akan baik-baik saja. Dia berusaha sabar untuk menghadapi cobaan kehidupannya. Dia yakin kalau semua itu benar-benar adalah bagian dari ujian yang sudah ditetapkan oleh Allah semata. Dia selalu mencoba untuk menyembunyikan air matanya yang perlahan-lahan jatuh menetes di kedua pipinya hingga basah. Dia tidak menyangka kalau takdir benar-benar sudah tertulis begitu saja. Bahkan dokter saja sudah memvonis kalau hidupnya hanya tinggal beberapa bulan lagi.
Fatimah melihat Nirmala yang sedang duduk di bangku taman. Dia melihat Nirmala benar-benar memiliki sesuatu yang membuat dia percaya bisa menjaga suaminya nanti ketika dia harus pergi dari dunia ini untuk selamanya.