Keesokan harinya terdengar suara burung yang berkicau merdu sekali bahkan sinar mentari pagi pun menerobos masuk melalui celah-celah kamar. Kedua kelopak mata Ify pun mulai terbuka perlahan-lahan. Dia mulai menguap berulang-ulang kali. Kemudian dia pun berusaha untuk duduk di atas ranjangnya sambil kedua kakinya diluruskan. Dia berusaha untuk mengumpulkan nyawanya karena dia masih ngantuk sekali. Dia berharap hari ini adalah hari yang terindah dalam kehidupannya. Dia juga menghitung beberapa detik-detik terakhir untuk meninggalkan kota Jakarta sementara. Dia akan meraih beberapa mimpi-mimpinya disana. Dia tidak ingin kehilangan kesempatan itu dalam kehidupannya.
Kemudian Ify segera mengambil ponselnya di atas meja pinggir panjangnya. Dia melihat beberapa notif dari ponselnya namun dia tidak melihat panggilan maupun chat singkat dari Angkasa. Lalu dia berusaha untuk menghubungi Angkasa karena dia sangat cuma sekali.