Secangkir kopi benar-benar menentukan perasaanku yang terombang-ambing saat itu. Bahkan senyuman yang begitu indah masih melekat dalam hatiku malam itu. Aku merasa benar-benar Tuhan memberikan aku sebuah kesempatan untuk kembali merakit sebuah persahabatan dengan perempuan yang benar-benar menjadi prioritas utamaku saat ini. Aku cukup lega sekali hingga aku berterima kasih kepada Tuhan.
Malam itu aku dengannya mulai berbincang tentang 3 tahun yang lalu. Rasanya hatiku saat ini benar-benar sudah lega ketika Melihat senyumannya kembali berseri-seri dihadapanku. Namun aku tidak dapat memaksakan sebuah perasaan dalam sebuah hubungan ketika aku juga mendengar bahwa dia akan segera melakukan pernikahannya dengan lelaki itu. Aku berusaha untuk bahagia asalkan dia benar-benar bahagia menjalani kehidupannya.