Ify mulai menyalahkan nafasnya saat itu dia hanya terdiam sambil menatap wajah dari seseorang di masa lalunya yang kini ada di hadapannya."Maafkan aku Satria karena aku tidak tahu kalau Sebenarnya kamu telah berjuang antara hidup dan mati. " dia mulai menyesal. Bahkan dia tidak menyangka kalau Satria menutupi kenyataan itu demi dia.
Satria merasakan dirinya benar-benar tidak tahu harus berbuat apa lagi karena semua doa-doanya kini mulai terjawab. Ia ingin sekali memeluk Ify namun sayangnya mereka berdua belum mahram. Dia hanya bisa menatap wajah perempuan itu yang kini telah dia nantikan.
"Sebaiknya kamu masuk dahulu Ify. Tidak enak Jika kamu berada di luar."
Ify mulai masuk melangkahkan kedua kakinya ke dalam apartemen Satria lalu dia pun duduk di sebuah sofa ruang tamu.
"Sebaiknya kamu duduk dahulu karena aku akan membuatkan minuman untukmu. "Kata Satria langsung dia menuju ke dapur untuk membuatkan minuman favorit dari Ify. Dia mulai membuatkan coklat panas favorit Ify.
