Aisyah hanya bisa meratapi nasibnya ketika kehilangan sosok ayah dalam kehidupannya. Dia hanya mampu untuk meneteskan air mata kepedihannya atas penyesalan yang telah dialami selama ini. Bahkan dia tidak pernah sama sekali untuk berdamai dengan ayahnya saat itu.
Aisyah benar-benar merasa sangat Kesunyian sekali karena kehilangan sosok ayah dalam kehidupannya. Dia benar-benar tidak pernah mengira kalau Ayahnya telah pergi begitu cepat sekali.
Tangisan Aisyah mulai meronta-ronta saat ayahnya benar-benar pergi naik keranda mayat."Ayah!Ayah! Maafkan Aku! Sungguh aku tidak menyangka kalau benar-benar kehilangan ayah dan aku benar-benar bukan anakmu yang berbakti! Maafkan Aisyah, Ayah. Karena Aisyah tidak pernah sama sekali untuk menggubris apapun perkataan ayah karena Aisyah masih merasa marah kepada ayah!" air mata ia pun terjatuh begitu saja bahkan dia tidak pernah sanggup untuk membayangkan kehilangan sosok ayah dalam kehidupannya.