Sejak awal pertemuan itu Aisyah merasa merindukan sosok lelaki yang selalu saja mengusik pikirannya saat ini. Dia merasakan hatinya selalu berdebar-debar apabila mengingat sosok lelaki itu. Dia berharap kalau suatu hari nanti lelaki itu akan menjadi calon imam di masa depannya nanti.
Aisyah pun mulai berjalan keluar dari rumahnya menuju kesebuah tempat. Dia mencoba untuk menetralisir perasaannya saat ini. Dia mencoba berpikir jernih tentang rencana ayahnya yang akan menjodohkan dia dengan lelaki lain. "Apa mungkin Ustadz Muzammil adalah lelaki yang terbaik untukku? Tapi kenapa aku malah mencintai sosok lelaki lain dalam kehidupanku? " dia mulai menggumam sambil berjalan menikmati suasana kompleks Perumahan tempat keluarga Ify tinggal.
