Secangkir arabika sudah mulai dingin sehingga mampu Rachel tetap enggak Tertinggal hanya ampasnya. Sebuah kenangan itu pun mulai berputar sesuai dengan mesin waktu bahkan perasaan itu terlanjur hampa sekali tanpa adanya cahaya Pelita. Peristiwa kematian kakeknya itu menyisakan sebuah kesedihan dalam sebuah kenangan yang kini takkan pernah bisa untuk diulang kembali.
"Kakek!" Air mata Rachel pun terjatuh begitu saja membasahi kedua pipinya karena dia merasa hanya kakeknya saja yang mampu menjaga dia. Rasanya ada sebagian hati yang telah pergi begitu saja.