Angkasa merasa tidak tega sekali dengan kondisi dia yang selalu menanyakan tentang ibunya. Dia selalu memeluk wajah laki-laki itu dengan penuh kehangatan bahkan dia pun selalu berbohong agar bocah laki-laki itu tidak sedih sama sekali.
Di sebuah dapur bocah laki-laki itu terlihat sangat murung sekali. Beberapa kali Angkasa pun menatap wajah bocah laki-laki itu dengan sangat malas sekali. Dia berharap kalau bocah laki-laki itu akan baik-baik saja.
" Dion, Om sudah menyiapkan makanan kesukaan kamu. Mie goreng dengan telur ceplok setengah matang. Seperti ini kan yang kamu minta? "
Dion hanya mengangguk mengiyakan tentang semuanya. Dia memang merindukan masakan ibunya walaupun sederhana. Dia pun berusaha untuk tetap baik-baik saja Walaupun dia sangat merindukan sosok ibu dalam kehidupannya.
Kemudian Angkasapun menggandeng tangan Dion sambil membawakan makanan yang menuju ke sebuah ruang makan. Lalu Angkasa pun menatap wajah Dion yang terlihat tidak baik-baik saja.
