Ketika usai menulis sebuah lembaran-lembaran buku diary dengan sebuah pena kehidupan yang pernah aku isi. Rasanya semuanya begitu berkecamuk dalam pikiran dan hatiku saat ini. Bahkan aku tidak pernah sama sekali bisa mengartikan sebuah perasaan yang ada dalam diriku saat ini. Semuanya terasa begitu hambar tanpa sebuah penyedap kehidupan yaitu Dia. Atau mungkin itu masih terbesit dalam pikiranku namun sama sekali tidak bisa aku terjemahkan ya atau tidak.
Padahal aku berharap lebih kepada dia saat itu namun kenyataannya Akulah hanya sebatas teman. Sungguh semua itu benar-benar terjadi dalam kehidupanku walaupun terasa begitu perih dan menyayat-nyayat hatiku perlahan-lahan. Aku tahu kalau aku hanyalah sebatas tapi aku hanya ingin kau mengerti Kalau aku disini itu temanmu.