Waktu telah Berjalan seiring dengan kehidupan yang takkan mungkin berhenti dalam sebuah takdir yang ingin seseorang jalannya namun semuanya akan terjadi sesuai dengan kuasa Tuhan Semata. Kaia tidak tahu harus berbuat apalagi ketika melihat adiknya masih terbaring di ruang ICU. Dokter pun menyarankan agar Kaia mencarikan donor sumsum tulang belakang karena ternyata adiknya terkena penyakit leukimia.
Kabar itu membuat hati Kaia cukup terpukul sekali. Dia tidak bisa menahan lajunya angin sama sekali akan perasaannya punter aduk-aduk.
" Kamu kenapa, Kai?"
Kaia hanya bisa menangis karena dia tidak bisa melakukan apapun. Dia takut jika semua itu terlambat maka nyoba adiknya tidak akan pernah tertolong kembali. Air matanya pun jatuh seketika membasahi kedua pipinya bahkan dia tidak akan pernah sanggup untuk melakukan semua itu kembali.