Sudah hampir seminggu yang lalu kondisi Raka masih belum ada perkembangan sama sekali. Kereta merasa tidak adil karena harus serakah yang mengalami kondisi seperti itu. Dia berharap kalau ada sebuah keajaiban datang. "Ya Allah kapan anakku bisa pulang ke rumah dan berkumpul dengan? Jika anakmu terjadi sesuatu maka aku tidak akan pernah memaafkan lelaki itu!" Retta baru saja dia bangun lalu dia pun nekat untuk turun dari ranjang tempat tidurnya agar bisa Menengok anak kandungnya. Dia merasa tidak sanggup lagi menjalani sebuah kehidupan apa lagi tanpa dia? Air matanya pun terjatuh seketika perlahan-lahan membasahi pipinya hingga tak kuasa untuk menahan semuanya.