Sore itu aku merasakan ada sebuah perasaan yang membeku hampa hatiku ketika aku melihat dia untuk pertama kalinya tersenyum dihadapanku. Akupun duduk dalam sebuah suasana sore sambil menatap sebuah senja yang datang takkan pernah mungkin harus kembali kah. Ingin rasanya menggenggam erat jemari tangannya agar terisi.
Secangkir kopi hangat mulai aku sesak perlahan-lahan hingga habis meninggalkan sebuah ampasnya. Aku sungguh merindukan dia kalah itu namun bagaimana bisa aku menggantikan sosok orang yang mampu menjadi saya pelindungnya bertahun-tahun. Pantaskah aku untuk bersamanya Apakah aku takkan pernah bisa untuk pantas mencintainya. Duduk terdiam hingga secangkir kopi itu mendadak begitu dingin seperti dirinya dia yang takkan pernah mampu bisa mengerti kan perasaanku kala itu. Sungguh sunyi kehidupanku tanpa dia di sisiku bagaikan senja yang mulai meredup menuju petang.