Setelah pulang dari kafe senja akupun duduk terdiam di ujung ranjang tempat tidurku Lalu aku pun merebahkan tubuhku menghadap ke langit-langit kamar. Rasanya ada sepotong hatiku yang menghilang saat ini. Baru beberapa hari ini dia pergi tapi rasanya seperti seabad.
"Apa mungkin aku memiliki sebuah perasaan yang cukup abstrak namun hanya bisa aku rasakan ketika bersama dengan dia? apakah itu merupakan perasaan cinta sesungguhnya?" aku menerka-nerka perasaanku namun aku berusaha menepikan karena aku tidak ingin merusak sebuah persahabatan dengan cinta.
Bayang-bayangnya Satria selalu hadir di dalam benak pikiranku bahkan aku tidak bisa menepiskan nya sekalipun. Aku pun merasa cukup penasaran dengan alasan Satria meninggalkan aku sepucuk surat yang belum aku baca dan masih tersimpan rapi di sebuah laci kamarku.