Pukul 12. 00. Retta mulai terbangun, ia langsung berjalan menuruni ranjang kamarnya. Ia menatap sebuah perasaan yang hampir kacau balau. "Aku harus mencarinya," dia mulai mencari di mana putranya berada. Dia tidak bisa sama sekali.
Kedua kelopak matanya mulai terjatuh begitu saja. Dia mulai menahan air matanya di kedua pelupuk matanya.
Mataharinya sudah tidak akan pernah terbit kembali. Retta merasakan kalau hatinya hancur lebur seketika. Dia merasa tak sanggup lagi merasakan sama sekali.
Resah dalam sebuah kegelisahan yang tak lagi ada sama sekali. Retta takkan pernah bisa sama sekali merasakan hatinya yang begitu mati suri karena kehilangan sosok bayi laki-laki.