Aku mulai berjalan dengan kedua langkah kakiku dengan tertatih-tatih. Air mataku pun terjatuh seketika di bawah guyuran air hujan dari langit. Aku sudah tidak bisa lagi untuk berbicara apapun selain menemukan anakku. Bagiku Raka adalah segalanya dan sebagian Hidupku hanya untuknya. Bagaimana bisa seorang ibu harus berpisah dari anaknya? Aku pun mulai berfikir kalau kehidupanku selalu saja dalam kesedihan.
Jalanan kota Denpasar terbilang longgar. Aku mulai berjalan dari ujung ke ujung untuk mencari putranya. Seketika dia melihat putranya yang sedang duduk-duduk di taman kota. Namun ketika aku mendekati ternyata itu bukanlah anakku.
Aku merasa sesak sekali dengan kehidupanku saat ini Bahkan aku pun masih belum terbiasa untuk terusik kembali dengan lelaki di masa lalu ku itu. Walaupun aku tak ingin untuk bertemu dengan dia tapi aku tidak akan pernah membiarkan anakku bersama dengan dia.
