Dahlia merasakan sebuah perasaan yang begitu perih sekali ketika mengingat kejadian kemarin Lalu. Dia tidak menyangka kalau harus bertemu dengan lelaki itu lagi. Padahal dia tidak ingin sama sekali untuk bertemu dengan lelaki itu kembali." Kenapa harus ada pertemuan bila harus saling menyakiti?"
Dahlia pun menatap putrinya Yang Malang. Dia merasakan kalau nasib putrinya seperti dia dahulu. Dia tidak akan pernah mendapatkan sebuah kasih sayang dari seorang ayah kandungnya. Maka dia diangkat sebagai anak pembawa sial. Air matanya pun mulai terjatuh ketika mengingat kejadian itu. Dia bahkan merasa kalau dia tidak pantas terlahir di dunia ini dalam jurang kenestapaan. Setiap kali dia menatap putrinya, wajahnya begitu penuh dengan kemuraman.