"Ada sebuah perasaan ketika aku dekat dengan dia. Aku merasakan sebuah jalanan yang terasa begitu tenang. Dia bagaikan sebuah Pelita harapanku yang tidak akan pernah bisa aku gantikan dengan yang lain," Satria masih menatap lekat wajah perempuan yang sedang ada di hadapannya itu. Dia merasakan kalau perempuan itu sebagai Payung Teduh. Dia merasa kalau tak kan pernah ada perempuan seperti senja yang tak akan pernah tenggelam dimakan oleh waktu.
Suara adzan maghrib mulai terdengar merdu hingga menggetarkan hati mereka berdua mereka berdua pun pergi menuju ke sebuah masjid di sekitar sana. Mereka saling berjalan beriringan dan saling menatap jalanan ke depan. Suasana sore yang memberikan sebuah imajinasi liar tentang sebuah senja yang takkan pernah padam sama sekali.