Dunia terlihat tidak sama sekali. Retta pun bingung sekali untuk memikirkan masa depannya ke depan. Dia merasa kalau lelaki itu pasti tidak akan pernah menyerah untuk menghancurkan kebahagiaan nya. "Apa mungkin aku tidak pantas untuk bahagia ya Allah? " Dia mulai menatap sudut ruangan yang sangat kosong sekali. Dia merasa sangat ramah dengan kejadian Beberapa bulan yang lalu. Padahal dia pun berharap pernikahannya dengan Bagas adalah awal dari kebahagiaan.
Kemudian terdengar suara pintu yang terbuka.
TAP! TAP! TAP!
Suara langkah kaki kemudian kedua mata Retta pun menatap sosok laki-laki itu."Bagas. " Dia pun melihat suaminya yang sedang berdiri di hadapannya sambil membawakan satu nampan berisi makanan.
