Suasana pondok pesantren terlihat semakin sulit bagi Fatimah. Dia melihat kalau beberapa orang lebih berpihak kepada Ify. Bahkan sebuah kata-kata hasutan dia pun tidak pernah digubris sama sekali oleh Farhan. Dia mulai mendengus dengan sangat kesal sekali. "Sialan, Ify!" Dia pun melangkah begitu cepat menuju ke dapur umum lalu dia pun mengambil air dalam sebuah gelas. Dia langsung meneguknya hingga habis membasahi kerongkongannya yang sedikit kering.
Sore itu senja mulai datang menyapa, Fatimah pun berusaha untuk memperbaiki kesalahannya dengan membuatkan teh hangat untuk Ify. Namun dibalik kebaikannya itu tersimpan sebuah rencana buruknya. "Lihat aja kamu Ify aku pasti akan membalasmu!" Dia mulai menyeringai menatap sudut ruangan dapur umum.
" Tari! " Fatimah pun memanggil Tari untuk membantunya lalu dia memberikan teh hangat manis agar menyerahkannya ke Ify. Dia yakin kalau Tari yang memberikan segelas teh hangat itu kepada Ify maka perempuan itu tidak akan pernah mencurigainya.
