TOK! TOK! TOK! Suara ketukan berulang kali di rumah Bagas, kemudian pintu terbuka. Terlihat seorang gadis dengan rambut sebahu wajahnya sembab sekali. Dia bahkan memeluk Angkasa secara spontan.
"Kamu kenapa, Ar?" Tanya Angkasa menatap Arumi yang sedang terisak tangis melihat kondisi kakaknya yang babak belur. "Arumi, kenapa dengan kakakmu?"
Arumi hanya diam saja, bahkan dia menangis dalam pelukan Angkasa. "Aku nggak tahu, Mas. Mendadak mas Bagas tergeletak di depan pintu rumah. Aku takut sekali, Mas," isaknya sesengguk dalam sebuah tangisan. Dia sudah menduga kalau semua itu ada hubungannya dengan Bima. Kejadian itu sudah membuat mereka sengsara sekali.
Angkasa berusaha menenangkan hati Arumi, "Mas kamu nggak akan kenapa-kenapa. Dia hanya pingsan saja." Kemudian dia masuk ke dalam rumah kediaman keluarga Bagas. Dia melangkahkan kakinya bersama dengan Arumi. Dia melihat kondisi Bagas tampak memprihatinkan sekali. Seluruh wajahnya lebam-lebam.