"HMMMMM…." Mulut Retta dibekam. Dia berusaha meminta tolong ketika Bagas berhasil Bima lumpuhkan seketika dengan memberikan obat bius pada sapu tangannya. Bahkan beberapa anak buah Bagas berhasil dilumpuhkan. "Bagas, tolong aku!" Batinnya. "Bagas, ku mohon," air matanya mulai terjatuh seketika. Dia terlihat begitu tersiksa hingga Bima menyuntikkan sebuah obat tidur di punggung belakang Retta.
"Mampus!" Bima segera membawa Retta menuju ke Parkiran. Dia akan segera akan pergi menggunakan sebuah kursi roda agar tidak dicurigai pihak rumah sakit. Dia bahkan meminta anak buahnya untuk mengurus sisanya.
Keesokkan harinya. Suasana pagi mulai menyapa. Sinar mentari pagi mulai datang seketika. Bagas merasa kalau kepalanya sedikit berat, lalu dia meraba ke ranjang tempat tidur Retta namun dia tidak menemukan sama sekali. Kedua matanya terbelalak ketika Rtta memang sudah tidak ada di sana.