Retta mulai menggenggam kedua tangannya. Dia menundukkan pandangannya. Dia berusaha menahan rasa sakit dalam tubuhnya. Air matanya sudah mengumpul di kedua pelupuk matanya.
"Bagas...." Bibir Retta bergetar, ia mengedarkan pandangannya berada dalam sebuah ruangan.
"Reta?" Bagas tersenyum ketika melihat kedua mata Retta mulai terbuka. Dia merasa kalau hatinya benar - benar takut ketika menyaksikan kalau Retta dalam kondisi kritis tadi malam.
"Gas, aku di mana?" Tanya Retta menatap Bagas.
"Kamu di tempat yang aman, di sini sudah banyak orang yang menjagamu, Rett," jawab Bagas menatap waajah Retta yang penuh dengan kegegelisahan."Aku akan melakukan apapun asalkan kamu bisa bahagia, Ret," batinnya.
Retta mulai meraba wajah Bagas, "Apakah kamu baik-baik saja?" Tanyanya dengan kecemasan yang mulai bertambah. "Gas, aku baik-baik saja. Kamu nggak usah cemas," ujarnya dengan tersenyum tipis.
