Suasana duka masih saja terasa di kediaman keluarga Ify. Terlihat jelas dalam sebuah kacamata kehidupan kalau semua benar-benar menyesakkan. Belum kering pemakaman kakek nenek Ify di Istanbul. Kini menyusul kakeknya yang di Subang. Kematian memang di luar dari dugaan manusia.
"Fy." Satria memanggil Ify
"Hmmm," respon Ify.
"Kamu nggak pulang bareng aku?"
Ify hanya mengelengkan kepalanya, dia hanya ingin menemani ibunya. "Kamu bisa pulang saja, Sat. Aku nanti pulang dengan keluargaku saja. Kalau kamu mau pulang duluan silahkan, Sat," balas Ify seraya menghelakan napas berat.
"Yakin kamu nggak bareng sama aku?" Satria mulai mencondongkan pandangannya ke Ify. Namun Ify tetap dengan pilihannya. Sekali tidak akan tetap tidak.
*
"Retta!"
"Apaan sich, Gas?" Sewot Retta menepiskan tangan Bagas sekali lagi. "Gas, kita sudah selesai!" Bentaknya.
"Apakah seorang mantan akan berakhir menjadi sebuah musuh?" Tanya Bagas. "Apa kita nggak boleh berteman?"