Sekian menit berlalu, tidak ada bis yang lewat. Hanya daun yang terbang tertiup oleh angin yang melewati keduanya.
"Gawat, bisa terlambat nih. Sungguh gawat," batin Clara mulai gugup dan gelisah.
Simon Clark masih sabar, menunggu reaksi Clara.
Kedua mata Clara melihat jam tangan di pergelangan tangannya, ia memilih berjalan kaki. Daripada menumpang mobil dosennya dan berakhir seperti kemarin atau malah sebaliknya semakin gawat.
"Huh, amit-amit deh mau numpang mobil mu. Lebih baik aku jalan kaki dan sehat," batin Clara masih mengerutu..
Clara akhirnya memutuskan, lalu melangkahkan salah satu kakinya untuk meninggalkan Simon Clark yang setia berdiri dengan pose sama bermenit-menit.
Melihat Clara memilih jalan kaki, Simon Clark langsung kembali ke pakiran apertement, untuk mengambil sepeda barusan yang di tawarkan salah satu staff loundry padanya. Ia mengejar Louisen dari belakang dengan senyuman sumringah.
"Clara…" pekik Simon Clark yang mengayun sepeda dengan pelan.
