Chereads / G-A-M-M-A / Chapter 6 - "Sumpah Raina cantik banget"

Chapter 6 - "Sumpah Raina cantik banget"

Raden yang lagi asik-asiknya nyanyi lagu melukis senja harus terpaksa berhenti bernyanyi karena pintu ruang musik dibuka sama Gamma.

Begitu ngeliat Raina masuk ke dalam ruang musik barengan sama Carissa, cowok itu langsung berdiri dari posisi awalnya yang rebahan disofa, "Rain." panggil Raden ke Raina.

"Hai." sapa balik Raina pada Raden membuat cowok itu langsung sumringah alias bahagia banget!.

Carissa langsung duduk disebelah Raden dan ngerebut kertas berisi lirik lagu dari tangan cowok itu, "Lo bakalan nyanyi lagu ini dipensi nanti, Jun?." tanyanya.

"Iya." jawabnya singkat.

"Rain, tumben main ke Fakultas seni?."

"Nganterin surat ijinnya Haidar, gue kan udah bilang tadi." serobot Gamma.

"Loh jadi temennya Haidar yang Gamma maksud tadi kamu, Rain?."

Raina mengangguk dan tersenyum.

"Iyalah, nih buktinya surat ijinnya Haidar ada di tangan gue sekarang." sahut Gamma lagi.

Raden menekuk wajahnya kesal karena Gamma terus-terusan ngejawab pertanyaan yang dia ajuin buat Raina.

Gamma sendiri juga kesel sama Raden karna cowok itu kelihatan caper didepan Raina, entah kenapa kali ini sikap Raden ngebuat Gamma risih.

"Tadi pagi Haidar nitipin surat ijinnya sama aku dan dia bilang suruh kasihin ke Gamma." imbuh Raina.

Raden yang tadinya kesel sama Gamma sekarang udah nggak kesel lagi setelah mendengar suara Raina, "Emang dia lagi sakit atau pergi kemana, kok pakek ijin segala?."

"Katanya sih mau ke Bandung sama ayah bundanya juga." jawab Raina, "Oh iya, tadi Haidar juga bilang kalau dia nggak bisa ikut latihan band dulu buat beberapa hari ke depan." lanjutnya.

"Ya kalau kepentingan keluarga sih nggak papa, Rain." jawab Raden sambil tersenyum.

Karna Gamma baru aja kenal sama Raina itupun sekedar tau nama satu sama lain, cowok itu memutusin buat sedikit ngejauh dan menyibukkan diri sama ponselnya.

Nggak bisa dipungkiri kalau wajah cantik Raina buat Gamma sesekali mencuri pandang ke Raina yang lagi asik ngobrol sama Raden sama Kenzo yang baru aja balik dari kantin.

Kenzo ngebawa banyak cemilan karna abis dari kantin ngebuat acara ngobrol mereka nambah seru, namun sayangnya Gamma kurang nyaman buat gabung karna baru kenal sama Raina.

Kalau sama Carissa mah Gamma udah kenal tapi ya nggak kenal deket cuma mereka sering nyari event bareng.

"Eh, Rain." panggil Kenzo.

"Iya."

"Dari tadi kayaknya ada yang ngeliatin lo terus deh sampe nggak ngedip tuh mata." sindir Kenzo pada seseorang.

Raden langsung noleh kearah Kenzo begitupun Raina.

Carissa yang tadinya masih sibuk ngeliatin kertas yang isinya lirik lagu itu juga ikutan noleh kearah Kenzo, "Siapa?." tanyanya penasaran.

Kenzo cuma ngejawab sama senyuman gantengnya lalu mengarahkan tangannya menunjuk pada Gamma yang duduk didepan drum.

Yang ditunjuk langsung kaget karna acara mencuri pandangnya ke Raina dipergoki sama temennya sendiri, "Apa lo?!." sungutnya galak.

"Ngapain lo ngeliatin Raina sampe nggak ngedip gitu?." tanya Kenzo pada Gamma.

Cowok itu langsung ngalihin pandangannya pada ponsel ditangannya dan berpura-pura tidak mendengar pertanyaan Kenzo.

Melihat itu Raina jadi nggak enak sendiri, mungkin kehadirannya tidak diharapkan oleh Gamma sehingga cowok itu terus memperhatikannya.

Ya wajar aja sih kalau Gamma nggak nyaman sama kehadirannya, karna dia baru aja kenal sama Gamma dan langsung sok akrab dengan menerima tawaran cowok itu buat masuk ke ruang musik tempat dia ngumpul sama temen-temennya yang kebetulan juga temen Raina.

"Ehm kayaknya kita harus balik ke Fakultas sekarang deh, Ris." ucap Raina sambil menyenggol pelan lengan Carissa.

"Lho kok buru-buru sih, kenapa Rain?. Disini aja dulu nanti baliknya barengan sama aku. Kamu nggak lupa kalo aku masih satu Fakultas sama kamu kan?." ujar Raden yang sialnya mendengar ucapan Raina.

Gamma langsung melirik ke Raina namun tidak mengeluarkan suara apapun.

"Iya nih, Rain. Gue masih mau main di sini dulu, jarang kan kita ke Fakultas seni." imbuh Carissa.

Kenzo mengambil tempat duduk disamping Raina, "Kayaknya lo nggak nyaman ya karna Gamma dari tadi liatin lo mulu-lo diem!." sentak Kenzo pada Gamma yang keliatannya mau motong omongannya, "Gamma emang kayak gitu, patutlah dia belum pernah ngeliat cewek cantik jadi ya sekalinya ngeliat cewek cantik kayak lo dia langsung bengong kayak sapi ompong HAHA." cowok itu tertawa terbahak-bahak.

"Woi Jun tumben lo nggak ketawa, biasanya bercandaan garing gue lo ketawa."

Entah apa yang terjadi sama Raden, biasanya dia selalu ketawa mendengar bercandaan segaring apapun dari Kenzo namun sekarang cowok itu cuma diem aja.

"Emang apanya yang lucu." ujarnya ketus.

Sontak membuat Kenzo menghentikan acara tertawanya, "Yah lo mah kayak Gamma, selera humornya tinggi."

Raden ngelirik ke Gamma yang emang lagi nyuri-nyuri pandang ke Raina, "Apa-apaan tuh." celetuknya membuat Gamma menoleh kearahnya, "Ngapain lo liatin Raina?."

Gamma mendengus lalu berdiri dan jalan buat ngambil gitar terus cowok itu keluar dari ruang musik.

"Gamma, jawab pertanyaan gue!." teriakan Raden nggak berhasil ngebuat Gamma ngejawab pertanyaannya, cowok itu malah keluar dan pergi entah kemana.

"Gamma kenapa sih?." tanya Carissa.

"Biasalah, cowok kalau udah ketangkep basah lagi liatin cewek ya pasti salah tingkah dan langsung menghindar, kayak Gamma tuh contohnya." sahut Kenzo.

Raina ngelirik kearah pintu yang dilewatin sama Gamma tadi, "Apa Gamma nggak nyaman karna ada aku disini ya?." tanyanya dalam hati.

"Ah udahlah jangan dipikirin, gimana kalau sekarang kita nyanyi tapi gitarnya lagi dibawa sama Gamma."

"Yaudah nyanyi aja nggak usah pakek gitar Jun, dimana-mana nyanyi tuh pakek mulut dan ngeluarin suara nggak pakek gitar-Akh!." pekik Carissa saat Raden nyubit tangannya.

"Maksud gue nggak gitu cantik."

Carissa yang dibilang 'cantik' sama Raden langsung dugundugun alias deg-degan.

~Lantas mengapa ku masih menaruh hati-

"Kenzo! Lo bisa nggak sih jangan nyanyi lagu itu mulu." ujar Raden kesal.

"Emangnya kenapa sih?."

"Kamu nggak tau aja, Rain. Dari kemarin tuh dia nyanyi lagu itu mulu, kan kuping aku panas ngedengernya-"

"Ya kalo panas tuh kuping dicopot terus taroh kulkas biar adem." sahut Kenzo santai.

~Padahalku tahu kau tlah terikat janji, keliru ataukah bukan tak tahu lupakanmu tapi aku tak mau.

Lantas-"

"Kenzooo!!!" teriak Raden sambil nutup kedua kupingnya saat Kenzo sengaja nyanyi dideket kuping Raden.

Sikap jail keduanya mengundang tawa Raina, "Kalian ini lucu banget sih."

Triing Triing Triing

"Handphone siapa tuh yang bunyi." celetuk Carissa.

Kenzo sama Raden ikut celingukan nyari HP yang baru aja bunyi itu.

Triing Triing

"Cepetan matiin woy, berisik!" teriak Kenzo, "Kayak nada dering HPnya Gamma deh." imbuhnya.

"Itu kayaknya HPnya Gamma." tunjuk Raina pada HP yang ada diatas tas berwarna merah maroon itu dengan layarnya yang menyala.

Raden langsung lompat dari sofa dan ngambil hpnya Gamma, "Eh iya bener HPnya Gamma yang bunyi, ada telpon dari Haidar."

Tanpa permisi Raden langsung angkat telpon dari Haidar di HPnya Gamma, "Halo. Kenapa, Dar?."

"Gue telpon Gamma tapi kenapa lo yang jawab." terdengar suara Haidar dari seberang sana.

"Gue, Kenzo sama Gamma lagi kumpul di ruang musik buat latihan pensi minggu depan tapi Gammanya lagi diluar, lo pasti mau nanyain Raina udah nganter surat ijin lo apa belum kan? Udah kok, surat ijin lo udah dibawa sama Gamma sekarang. Lagian kenapa lo nggak nitipin sama gue aja sih, ngrepotin Raina tauk." cerocos Raden gitu aja tanpa biarin Haidar bicara sedikitpun.

"Rumah gue deketan sama Raina jadi gue nggak salah dong minta tolong sama dia, lagian Rainanya aja nggak papa kok gue titipin surat ijin, ngapa lo yang ngomel. Ah yaudah deh kalo gitu, gue cuma mau nanyain aja siapa tau Raina susah nyari Gamma."

"Nggak kok, Raina kesini sama Carissa juga jadi nggak bakal susah buat nyari Gamma."

Haidar yang lagi ngemil didalem mobil ngangguk meskipun Raden nggak bisa ngeliat, "Tolong bilangin sama Raina, gue tadi nitipin roti kesukaan dia ke bunda."

Raden melirik Raina yang lagi sibuk ngeliatin kertas yang tadi dia pegang, "Rain." panggilnya.

"Ya.?"

"Haidar bilang dia nitip roti kesukaan kamu sama bunda- bundanya siapa nih, Dar?."

"Bundanya Raina lah." sahut Haidar kesal.

"Bunda kamu, Rain."

"Oh iya, bilangin makasih ke Haidar yah."

Raden mengangguk, "Kata Raina-"

"Gue udah denger kali nggak usah lo ulang."

Raden menutup mulutnya menahan kesal, "Coba lo disini, udah gue piting kepala lo"

Haidar tertawa diseberang sana, "Tumben Gamma ninggalin HPnya, emang dia pergi kemana?."

"Kalau masalah dia pergi kemana gue nggak tau, tapi yang pasti Gamma pergi karna abis ketangkep basah ngeliatin Raina-"

"Apa?."

"Ya gitulah, lo tau kan gimana perasaan gue saat ada orang lain ngeliatin Raina. Panas, Dar."

Mendengar itu Kenzo langsung menghela napas terus ngeliat Raden malas, "Mulai deh ngedramanya."

"Tau tuh, lebay banget jadi cowok." gerutu Carissa.

"Lagunya asik ya, Rain." ujar Kenzo.

"Perasaan ini lagu sedih deh, asik dari mananya, Ken."

Kenzo ngegaruk pipinya mendengar perkataan Raina, "Iya juga sih hehe. Tapi tadi gue nyoba nyanyi kan," cowok itu ngelirik Raina yang lagi menyimak apa yang mau diomongin sama Yuda, "Si Ajun malah ketawa, kan lo tau sendiri kalo ini lagu sedih kenapa dia ketawa coba."

"Emang kamu nyanyinya gimana-eh?!"

Kenzo langsung ngambil alih kertas berisi lirik lagu itu dari tangan Raina dan nyanyi seperti tadi pas Raden ngetawain dia.

"Haha pantes aja Raden ketawa orang kamu nyanyinya gitu."

Kenzo nekuk wajahnya terus naroh kertas itu dimeja dengan kasar, "Iya gue tau suara gue jelek, Rain tapi setidaknya gue udah mau nyoba."

Raina melambaikan tangannya didepan wajah Kenzo, "Enggak, aku bukannya ngetawain suara kamu tapi aku ngetawain cara nyanyi kamu yang nggak ada nadanya itu kkk. Kamu kayak orang lagi baca cerita aja." Raina tertawa pelan.

Melihat Raina yang lagi ketawa bareng Kenzo membuat Raden terpesona, untung Raden megang HP Gamma kenceng kalo nggak HP itu jatoh ke lantai dan Raden bakalan di marahin abis-abisan sama Gamma.

"Sumpah Raina cantik banget." batin Raden sambil memegang dadanya.