Chereads / G-A-M-M-A / Chapter 29 - "Astaghfirullahalazim, Jun."

Chapter 29 - "Astaghfirullahalazim, Jun."

"Jadi pacaran nggak sehat itu contohnya kayak dua orang itu. Duduk berduaan terus pegangan tangan itu namanya pacaran nggak sehat dan bisa nambah dosa sekaligus menimbulkan fitnah."

"Emang kamu tahu kalau dua orang itu pacaran?"

Raden menjauhkan wajahnya dari Raina membuat cewek itu diam-diam membuang napasnya karena dari tadi Raina menahan napas karena wajah Raden begitu dekat dengannya.

Raina noleh dikit aja urusan bakal panjang wkwkwk.

"Rain seharusnya kamu nggak nanya begituan dong, nggak mungkin kamu nggak ngerti gelagat orang pacaran. Dilihat dari cara duduknya yang deketan terus pegangan tangan udah pasti mereka pacaran, Rain."

Raina membuka mulutnya dan menganggukkan kepalanya, "Ohh gitu ya, tapi bisa aja mereka cuma temenan kan-"

"Enggak mungkin lah mereka cuma temanan, Rain." Sentak Raden, "Kalau temenan nggak mungkin mereka pegangan tangan kayak gitu, coba kamu bayangin kalau mereka berdua itu kamu sama Haidar. Kalau kamu sama Haidar cuma temenan kalian nggak mungkin pegangan tangan kayak gitu kan?" cewek itu menganggukkan kepalanya, "Nah, jadi kamu percaya kan kalau mereka itu pacaran."

"Yaudah sih, terus kenapa kita jadi bahas mereka sih. Aku juga nggak mau tau mereka pacaran atau enggak."

Raden menatap Raina lalu menggeleng-gelengkan kepalanya, "Rain, sekian lama aku kenal sama kamu ternyata aku baru tau satu fakta ini dari kamu."

"Fakta apa?" setelah itu Raina menoleh pada teman lelakinya.

"Ternyata kamu bisa nyebelin juga ya." Mendengar itu Raina tertawa, "Kok malah ketawa, aku lagi kesel loh ini."

Sontak Raina menghentikan tertawanya, "Kamu lagi kesel sama aku?"

"Iyalah, emangnya disini ada siapa lagi selain kamu." Sahut Raden cepat.

"Tuh disana banyak orang, bisa aja kan kamu kesel sama mereka."

Cowok itu mengusap wajahnya frustasi, "Astagfirullahalazim, Rain. Kenapa kamu jadi nyebelin gini sih kayak si Haidar."

"Emangnya aku ngapain sih kok buat kamu kesel?"

Dengan gerakan secepat kilat kini Raden sudah berdiri dihadapan Raina, "Sekarang gini ya, kamu kan tadi nanya apa mereka berdua pacaran dan aku jawab iya sekaligus ngejelasin kenapa aku bisa yakin kalau mereka pacaran terus dengan gampangnya kamu ngomong kalau kamu nggak perduli mereka mau pacaran atau enggak. Itu namanya ngeselin tauk, kalau enggak peduli kenapa nanya?"

Raina kembali tertawa, ternyata sikapnya tadi ngebuat cowok itu kesel, "Loh aku kan cuma pengen mastiin aja kalau mereka berdua emang pacaran jadi kamu nggak salah nyari objek gitu." Ujarnya tak mau kalah, sebenernya sih Raina ngerasa kalau dia salah tapi cewek itu berusaha buat ngebela diri biar Raden nggak nyalahin dia.

"Yah, dari awal aku emang nggak salah nyari objeknya sih. Kamunya aja yang banyak nanya jadi kita malah bahas mereka."

"Hehe... udah deh nggak usah bahas mereka lagi lebih baik kita cepetan pulang terus ngerjain makalah yang harus dikumpulin besok."

"Eh iya, kok kita malah jadi ngobrol santai kayak gini sih. Seharusnya kan kita manfaatin waktu dengan baik bukannya malah buang-buang waktu."

Raden dan Raina kini melanjutkan perjalanan mereka ke parkiran tempat dimana Raden menaruh motornya disana, "Tapi Rain aku masih penasaran deh sama kata-kata kamu yang tadi."

Katanya mereka nggak mau buang-buang waktu tapi kenapa Raden justru ngajak Raina buat ngobrol jadinya cewek itu ngambil langkah pendek guna menjawab pertanyaan Raden, "Kata-kata yang mana?"

"Meskipun kamu belum pernah pacaran bukan berarti kamu nggak ngerti tentang cinta, itu maksudnya apa sih?" Raden ngikutin nada bicara Raina, "Jadi selama ini kamu ngerti tentang cinta, Rain. Apa yang kau tau tentang cinta Rain terus sama siapa kamu jatuh cinta?"

"Cinta pada Allah." Setelah itu Raina noleh ke Raden yang termenung mendengar jawabannya, cowok itu nggak nyangka kalau Raina bakalan jawab kayak gitu, Raden pikir Raina bakalan jawab cintanya ke siapa eh nggak taunya cinta sama Allah.

Hufttt... Raden udah was-was aja nih kalau ternyata diem-diem Raina lagi mencintai seseorang dan orang itu ternyata bukan Raden pasti cowok itu udah nangis kejer. Wkwkwk. Canda kalik mana ada sih cowok seganteng Raden Ajun Yihua Jayantaka nangis hanya karena cintanya sama Raina bertepuk sebelah tangan?

Ya author juga nggak tau sih kalau Raden bakalan nangis atau enggak kalau cintanya Raden sama Raina bakal bertepuk sebelah tangan nantinya.

"Aden, kok kamu diem aja si."

Suara Raina membuat Raden kembali kedunia nyata, "H-hah?"

"Kok kamu diem aja, emang ada yang salah dari perkataan aku ya?"

Cowok itu langsung menggelengkan kepalanya, "Enggak, Rain. Nggak ada yang salah dari perkataan kamu kok. Aku ngerasa lega aja waktu kamu jawab cinta sama Allah, aku udah mikir yang enggak-enggak aja tadi."

Raina noleh ke Raden dengan salah satu alisnya yang terangkat, "Emang kamu mikir apaan?"

Raden ngangkat kedua bahunya cepat, "Yah, aku pikir kamu punya rasa sama siapa gitu. Aku udah deg-degan aja."

Raina terkekeh, "Hehe, kamu ini emang sukanya mikir yang enggak-enggak." Cewek itu mulai berjalan lagi dan meninggalkan Raden.

"Rain, Haidar pernah cerita sama kamu kalau dia lagi deket sama cewek nggak sih?" lagi-lagi Raden ngajakin ngobrol Raina, kenapa sih cowok itu hari ini banyak omong banget?

Raina bergumam lalu menggeleng, "Enggak pernah sih, Haidar cuma cerita kalau dia lagi dideketin sama cewek dari Fakultas Seni." Cewek itu sesekali menoleh pada Raden yang entah sejak kapan udah jalan disampingnya.

"Dideketin sama cewek di Fakultas Seni, siapa?"

Raina ngangkat kedua bahunya, "Enggak tau sih siapa ceweknya, Haidar cuma cerita kalau cewek itu dari Fakultas Seni."

"Terus gimana? Haidar ngeladenin tuh cewek enggak."

Raina mengetuk dagunya menggunakan jari selama beberapa kali.

Lagi-lagi Raden terpesona dengan raina yang keliatan ngegemesin di matanya itu, apapun yang Raina lakuin pasti negbuat Raden kagum.

"Eummm dari cerita yang aku denger dari Haidar sih katanya dia  biasa-biasa aja sama cewek itu. Bahkan Haidar bilang kalau dia risih karena cewek itu terkesan ngejar-ngejar banget gitu loh." Raina kembali melirik Raden, "Emangnya Haidar nggak pernah cerita ini ke kamu ya?"

Cowok itu menggelengkan kepalanya membuat Raina bingung, "Enggak tuh."

Kenapa Haidar nggak nyeritain tentang cewek yang ngejar-ngejar itu ke temennya, kenapa Haidar justru nyeritainnya cuma ke Raina aja?

Meskipun Raden temennya Raina tapi Haidar juga udah kenal baik sama Raden loh, bahkan kalau dipikir-pikir Haidar justru lebih deket ke Raden ketimbang sama Raina.

Maka dari itu tadi Raina sempet kaget setelah tahu bahwa Haidar nggak cerita soal dia yang dideketin sama cewek ke Raden.

"Tumben dia nggak cerita ke kamu?'

Raden ngangkat kedua bahunya cepat, "Serius, dia nggak cerita ke aku masalah ini, Rain. Makanya tadi aku kaget waktu kamu ngomong Haidar lagi dideketin sama cewek. Selama ini Haidar nggak pernah cerita kalau dia deket sama cewek selain kamu, malah aku pernah mikir kalau Haidar tuh aneh."

"Kok aneh, emangnya Haidar kenapa?"

Raden noleh ke Raina sebentar, "Ya aku pikir Haidar tuh homo-"

"Astaghfirullahalazim, Jun."