Angel 1 berkata kepadaku "Kamu adalah sosok yang tidak bisa dipercaya, kamu berubah-rubah dan tidak konsisten, persis seperti orang yang sedang melakukan kebohongan atau perilaku orang jahat"
Aku menjawabnya dengan tersenyum "Sedangkan kamu mengaku bagian dari dalam diriku, padahal aku tidak mengingatnya, aku sudah menyatu dengan kesadaran alam semesta kolektif, tidak ada sesuatu yang konsisten, semuanya bersifat acak, dan aku memiliki semuanya dan bisa berpikir dari semua sudut pandang berfikir dan semua sudut pandang kesadaran yang ada, dan kamu yang berkata aku tidak bisa dipercaya? Disatu sisi aku juga ingin mengujimu dari setets memoriku tentang dirimu"
Mataku menatap Angel 1 dengan tajam, dia menunduk dan berlari menjauh dariku, aku lalu menatap Angel 2, Angel 2 menatap balik mataku, seperti tatapan singa lapar, tatapan mata seorang pembunuh yang kapan saja siap untuk membunuhku, setiap kali aku tertidur di samping Angel 2, aku siap untuk mati dibunuh di tangan Angel 2, aku siap karena aku tahu aku bukanlah mahluk alam semesta yang maha abadi, aku masih bisa mati, aku masih bisa terkena penyakit, dan aku seperti manusia, yang membedakan adalah teknologi dan kesadaran yang aku miliki, manusia hanyalah semut yang setiap saat bisa disiram air dan hilang dalam sekejap.
"Ara! Keterlaluan kamu, kenapa kamu memusnahkan planet itu, planet itu banyak sekali mahluk yang tidak berdosa, dan juga belum saatnya planet itu musnah ditanganmu"
Aku teringat ketika Angel 1 marah, ketika aku menekan tombol itu, ya tombol, untuk hidup dan mati suatu planet, suatu planet yang penuh dengan mahluk serakah dan kanibal, planet yang berisi mahluk yang tidak mempunyai kesadaran yang hanya mempunyai kemampuan untuk merusak alam dan lingkungan sekitarnya, aku menatap mata Angel 1 yang menangis, kejiwaannya nampak terpukul, bagaimana dia tidak terpukul, sekitar 8 Milyar jiwa, hilang seketika hanya dengan satu sentuhan tombol.
Menurut aku, planet itu tidak ada satupun mahluknya yang mempunyai kemampuan untuk mencintai, dan mempunyai kemampuan untuk menjaga perdamaian, satu sama lainnya selalu saling menyerang dan menyakiti, peradabannya pun tidak pernah ada perkembangan yang signifikan, mereka selalu fokus terhadap hal yang bersifat halusinasi, selalu menyakiti sesama, dan merusak alam.
Disaat aku berjalan menelusuri koridor pesawat ini, aku berpapasan dengan Angel 3, matanya yang bersinar, penuh rasa nyaman dan rasa cinta tulus abadi yang aku rasakan, namun di dalam pikirannya yang terdalam, dia adalah mahluk yang brutal dan mempunyai kemampuan merusak dari dalam, aku tersenyum kepada Angel 3, diapun tersenyum balik kepadaku, tanpa terasa aku melewati waktu bersama Angel 3.
Tiba-tiba aku dikagetkan oleh suara alarm dari pesawatku, nampaknya ada bagian dari pesawatku yang butuh perbaikan segera, Angel 4 berlari ke arahku "Ara, ayo kita harus keluar dari pesawat, kita perbaiki kerusakan dari luar secara manual"
"Aku malas, kenapa kamu tidak menggunakan nanobot untuk memperbaikinya?"
"Aku sedang ingin bersama denganmu" Kata angel 4, "Baiklah" Akhirnya aku memutuskan untuk memperbaiki pesawat dari luar, dengan resiko setiap saat aku bisa mati, pikirkan nampaknya menjadi kenyataan, ketika Angel 4 sudah masuk, nampaknya pintu masuk menutup sangat cepat, dan aku terjebak di luar, dalam pikiranku, mungkinkah ini rencana dari Angel 4, akhirnya aku tidak sadarkan diri
Saat aku terbangun, aku melihat wajah Angel 5 yang tersenyum kepadaku, "Syukurlah, kamu masih hidup, aku tidak ingin kamu mati saat ini, perjalanan kita masih jauh, jauh dari kata selesai"
Aku adalah Ara, kapten pesawat penjelajah dengan awak para Angel, aku membawa senjata paling mematikan di alam semesta dan membawa unsur-unsur kehidupan dari semua planet yang aku jelajahi, aku menciptakan kehidupan, sekaligus menghancurkan kehidupan, yang aku nilai gagal, 2 Milyar tahun cahaya, 100 Zilyun tahun cahaya, entahlah, rasanya umur aku panjang bukan karena aku abadi, aku berumur panjang karena aku menjelajah ruang dan waktu dengan support kehidupan yang terkoneksi dengan kekuatan alam semesta, disini di bangku ini, aku berikan nama "Tahta Ara", aku mengarungi alam semesta tanpa batas ruang waktu beserta dimensi-dimensinya, tanpa batas, seringkali aku merasa lelah, kapan ini semua harus berakhir, kapan aku bisa beristirahat dan menikmati hidupku