Chereads / Blood King Husband / Chapter 12 - Anak asuh

Chapter 12 - Anak asuh

'Ya ampun ... kepalaku sangat pusing. Kemana aku akan di bawa, sebenarnya dia siapa? Apa salahku? Sampai aku harus di culik seperti ini bahkan Squby di sakiti,' batin Quiena yang sudah hampir tidak lagi sanggup menahan.

Hingga akhirnya Quiena terus mencoba agar dirinya kuat, tapi sia-sia. Ia akhirnya pingsan di dalam pelukan Edward, meskipun ia belum tahu siapa yang sedang membawanya sebab wujud Edward yang begitu menyeramkan sampai ia tidak bisa mengenalinya.

Edward terus berlari untuk segera sampai di tempat tujuan. Ia sedang menuju ke gunung Mountain. Meskipun jaraknya begitu jauh namun, Edward sangat bersikeras untuk kesana. Sewaktu Sean bersama dengan Emanuel melayani kemarahan Jacobs justru dia mencari kesempatan dalam kesempitan.

Jarak yang akan di tempuh oleh Edward begitu melelahkan apalagi ia harus menaiki gunung yang begitu tinggi sampai akhirnya Edward berhenti di sebuah gua. Rasa lapar pun timbul saat melihat Quiena sudah tidak berdaya. Ia sangat ingin mencicipi darah itu tapi, dirinya tidak bisa menghisap darah Quiena sebelum tujuannya berhasil jika tidak maka semuanya sia-sia.

"Sebaiknya aku harus mencari hewan untuk menambah sedikit tenaga ku. Apalagi jika melihat Quiena di sini rasa lapar ku semakin menjadi-jadi. Harus isi perut terlebih dahulu baru kembali melanjutkan misi," gumam Edward sembari melepaskan Quiena dari pelukannya.

Kemudian Edward memasang pelindung di pintu gua untuk melindungi Quiena dari binatang buas. Sebelum akhirnya ia pun pergi mencari makanan untuk dirinya.

Sean yang bisa mendengar suara batin Quiena terkejut saat Quiena mengatakan hal yang menakutkan.

"Oh tidak! Quiena dalam bahaya! Sebaiknya aku harus memastikannya dulu," gumam Edward yang lalu menghilang dalam sekejap.

Sean bergegas untuk bertemu dengan Quiena, ia bahkan berlari. Namun, dalam perjalanan menuju kedalam kamar dirinya mendapati Squby terbaring tidak berdaya.

"Squby! Hey! Bangunlah." Sean mencoba membangunkan kucing yang sedang terbaring lemah. Kemudian Sean langsung menggendongnya untuk ia bawakan ke dalam kamarnya, namun saat berada di kamar hanya terlihat sosok Emanuel yang sedang bersemedi.

"Apa yang sudah terjadi, Emanuel?" tanya Sean sembari berjalan mendekat.

"Queina menghilang, dan aku tidak tahu dengan keberadaannya. Sejak tadi aku sedang membuka pintu alam bawah sadar, tapi sampai sekarang pun aku tidak menemukan di mana jejak orang yang telah membawa Quiena. Sepertinya dia sengaja mencari kesempatan saat kita sedang melawan Jacobs," ungkap Emanuel dengan jelas.

'Sial! Jadinya malam pertama gagal,' batin Sean.

"Arrgh! Siapapun yang berani menculik permaisuri ku, dia sengaja menentang mautnya!" geram Sean dengan tegas sembari mata serta taringnya langsung terlihat menyeramkan.

Setelah mengatakan itu, ia langsung melangkah keluar, tapi dengan cepat Emanuel langsung menahannya.

"Lo mau kemana?! Jangan bilang Lo mau cari Quiena tanpa menelusuri jejaknya dulu," ucap Emanuel sembari terus menahan Sean dengan kekuatannya.

"Lepasin gue, atau gue bakalan lepas dengan paksa! Memang benar gue mau mencari Quiena meskipun tanpa melihat jejak orang yang menculiknya. Memangnya kenapa bukankah yang terpenting kita harus cepat bergegas. Siapa tahu orang itu sekarang belum terlalu jauh," sahut Sean yang begitu keras kepala.

"Kita akan mencarinya bersama-sama tapi, sebelum itu sembuhkan Squby dulu. Dia mungkin tahu siapa yang sudah menculik Quiena di saat kita sedang sibuk. Lagipula Squby adalah kucing jelmaan vampire tentu saja dia juga mempunyai kekuatan penglihatan yang tajam," ungkap Emanuel memberikan saran.

Sean terdiam sembari berpikir, hingga akhirnya Sean mengiyakan untuk menyembuhkan Squby terlebih dahulu. Mereka memanggil seseorang yang memang ahlinya dalam pengobatan kaum vampire meskipun mereka tidak pernah demam, tapi tetap perlu adanya seorang ahli penyembuh dalam keadaan darurat seperti ini.

Dengan keadaan cemas melihat Squby yang begitu parah. Sean mondar-mandir berjalan di depan Emanuel sampai membuat kesal melihat tingkah dari tuannya itu.

Squby sedang melawan mautnya. Dokter yang menanganinya bahkan sudah bersikeras untuk menolong sampai akhirnya Sean bersama dengan Emanuel membantu bersama. Kekuatan mereka dengan sengaja mereka satukan untuk mendapatkan kesembuhan bagi Squby.

Beberapa saat mencoba hingga akhirnya ekor Squby bergerak perlahan, kucing itu pun membuka matanya sembari menatap Sean sambil mengeluarkan air mata.

"Meong ...."

"Squby tahu siapa yang telah menculik Mama Quiena?" tanya Sean yang tidak sabar.

Emanuel langsung menendang Sean meskipun tendangan kecil. "Woy! Lo lihat dong itu Squby masih mangap-mangap terus Lo langsung kasih pertanyaan ke dia. Benar-benar ini anak enggak berprikemanusiaan," omel Emanuel.

Sean menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal. Ia memang sudah salah. Namun, meskipun begitu Squby justru bangun meskipun ia baru saja sembuh. Tanpa pedulikan kesehatannya ia duduk tegap sambil menatap wajah Sean.

'Mama di culik oleh Edward, Pa. Mungkin Mama akan di bawa ke gunung Mountain, karena sebentar lagi bulan purnama akan datang,' ucap Squby dengan menggunakan bahasa telepati kepada Sean.

Sean mengangguk mendengar. Namun, Emanuel merasa heran melihat anggukan Sean sembari menatap Squby.

"Eh bentar! Jangan bilang kalau Lo bisa tahu bahasa kucing," ungkap Emanuel heran.

"Memang, dia adalah salah anak asuh keluargaku yang sekarang ku tugaskan untuk menjadi pelindung bagi Quiena," sahut Sean dengan jelas.

"Anak asuh? Sejak kapan keluarga Lo punya anak asuh kucing? Seingat gue dulu hanya ada anak asuh Calle dan Calvin, lalu mereka di mana?" tanya Emanuel yang belum bisa percaya.

"Lo ingat saat kita berperang dulu. Ratu penyihir telah mengutuk Calvin menjadi kucing sedangkan Calle berhasil terbunuh. Lalu setelah kita kabur Calvin berhasil kabur juga dan mencari kita sampai kesini. Itulah mengapa Calvin sudah menjadi Squby, dan menjadi kucing kesayangannya Quiena," ungkap Sean dengan fakta yang jelas.

"Ya ampun ... jadi Lo Calvin? Okay sekarang aku mengerti apa yang harus kita perbuat. Squby apa kamu ikut dengan kami mencari mamamu?" sahut Emanuel sembari memberikan pertanyaan.

Squby mengangguk. "Meong ...."

"Baiklah jika begitu ayo kita pergi," ajak Emanuel.

"Tunggu sebentar. Squby adalah kucing kesayangan Quiena jadi, aku harus memberikan dia kekebalan tubuh apalagi kondisinya baru sembuh," ungkap Sean yang langsung melakukan apa yang dia niatkan.

Emanuel menyimak yang sedang di lakukan oleh Sean, hingga akhirnya ia membuka suara. "Em, apa Lo udah jatuh cinta sama Quiena? Gue lihat Lo khawatir banget."

"En-enggak! Gue enggak cinta sama dia. Gue cuma kasihan secara dia udah tinggal di sini, apalagi gue sendiri yang bawa dia masuk kedalam lingkungan kelam ini. Jadi, ya kita harus tolong dong," sahut Sean sembari masih membuat Squby kebal.

"Emm! Begitu ya? Lalu kalau seandainya tiba-tiba nih Squby kembali jadi Calvin, ayo gimana, apa Lo enggak cemburu?" tanya Emanuel dengan sengaja.

"Apaan sih? Udahlah pertanyaan konyol Lo enggak akan gue jawab. Sebaiknya sekarang kita pergi dan langsung cari Quiena," perintah Sean yang sudah selesai.