Elise merasa bingung dengan perasaannya, antara asing dan akrab. Gadis cantik itu terlihat sangat santai dan tidak merasa canggung sedikit pun. "Kau tahu, betapa gelisahnya aku ketika mendengar tentang kecelakaan yang menimpamu, apa lagi Arsen bilang kau koma selama empat puluh sembilan hari. Aku benar-benar takut." Elise diam tidak meminta Nala untuk duduk atau pun menyuguhkan minuman. Nala dan Arsen dua orang ini selalu membuat perasaannya kacau, antara marah, sedih dan kecewa.
"Bagaimana keadaanmu sekarang? Apa sudah mengingat sesuatu? Aku berharap kau bisa mengingat dengan cepat." Gumam Nala sedih. "Dan hidup bahagia. Kau selalu memendam semuanya sendirian tanpa mau membaginya denganku. Apakah kau tidak menganggapku sebagai sahabat lagi? Elise, apa kau membenciku? Maafkan aku. Aku terlalu buta untuk melihat perasaanmu yang terluka. Sebentar lagi, bertahanlah. Aku akan mengembalikan semua yang ku ambil darimu."