Hari-hari berlalu. Arsen mulai menyadari ada sesuatu yang aneh pada Elise, gadis itu meskipun dia bicara seperti biasa tapi gerakannya agak sedikit lambat, dan yang membuat Arsen semakin bingung kamar tidur Elise di isi dengan pensil warna dan buku dongeng. Banyak kertas-kertas kecil tertempel di dinding seperti dia sedang menghafal huruf dan angka-angka tersebut. Arsen yang merasa itu aneh bertanya pada Alea, awalnya gadis itu menolak untuk berkata jujur tapi Arsen tidak punya pilihan selain memaksanya untuk bicara. Dan sesuatu yang tidak seharusnya dia dengar akhirnya membuat hatinya semakin hancur. Selain hilang ingatan Elise juga menderita agraphia dan disleksia di mana kondisi orang yang menderita penyakit itu mengalami kesulitan dalam menulis dan membaca.
Arsen berbaring menyamping di atas ranjang, berbantal dengan lengan yang di lipat ke dalam. Kembali dia teringat ketika Alea mengobrol dengan Elise sebelumnya.