Arsen yang baru saja melewati pintu kamar apartemen Elise terkejut mendengar teriakan dari dalam. Seketika langkahnya berputar dan mengetuk pintu dengan keras.
"Elise! Elise! Kau baik-baik saja! Elise buka pintunya!"
Pintu apartemen terbuka tapi bukan Elise yang berdiri di sana melainkan Alea dengan wajah cemas. Jantung Arsen memompa lebih cepat perasaan takut sebelumnya yang telah dia tenangkan menggelora seketika. Tidak. Elise.
"Apa yang terjadi.."
Alea menatap Arsen "Dia menolak untuk makan, dan menolak untuk terapi. Obatnya di buang, dan aku mendengar barang pecah dari dalam."
Arsen terkejut apakah itu karena pertengkaran mereka sebelumnya membuat gadis itu menyerah. "Di mana dia?"
"Kamar."
Arsen berjalan ke arah pintu memutar gagang pintu yang dingin tapi pintu terkunci dari dalam. Arsen tidak menyerah mengetuk dengan sangat keras.
"Elise! Buka pintunya! Ayo buka pintunya!"