Wahyu berdiri di sebuah lapangan berlumpur hujan turun sangat deras, dingin menyengat ke dalam kulit, bibir Wahyu bergetar, gigi terkatup rapat menahan dingin. Di hadapannya Axel berdiri tegap tanpa bergerak sedikit pun seolah dia seperti pohon yang berdiri tak tergoyahkan meskipun angin badai menghantamnya.
Wajah Axel lebih dingin dari cuaca sekarang tapi seperti kata yang telah terucap sebelumnya ia tidak akan menyerah tidak peduli sekeras apa pun latihan yang di berikan Axel padanya. Ia tahu Axel tidak akan bersikap lunak untuk meringankan latihannya, mungkin di dalam kepala bule itu sedang menyusun rencana bagaimana cara menyiksanya pelan-pelan.
Ini adalah hari ketiga latihan yang di berikan Axel untuknya seperti kata Elise dan Denis. Latihan ini benar-benar seperti neraka bahkan lebih gila lagi rasanya, jika saja ia tidak memiliki tekat yang kuat mungkin ia sudah menyerah sejak hari pertama.