Tuan Simon menatap Elise yang terbaring di tempat tidur, kepala Elise di perban, leher di beri pengangga, masker oksigen menutupi setengah dari wajahnya, tangan kirinya retak, kaki kirinya patah, belum lagi goresan kaca pada wajahnya. Sebelumnya Elise sudah bangun tapi karena pengaruh obat ia kembali tertidur.
Tuan Simon terpaku menatap gadis kecil yang selalu ceria membantunya dalam segala hal sulit terbaring tidak bergerak di tempat tidur. Dalam hati timbul penyesalan seandainya ia tidak mengajak Elise kembali ke Amerika mungkin saja kejadiannya tidak akan seperti ini. Penyesalan memang selalu datang belakangan.
Dokter yang berdiri di samping tuan simon berkata "Operasinya berjalan lancar, dan kondisinya juga sudah stabil. Tapi, dia mengalami patah tulang dan juga cedera otot. Kami sudah melakukan yang terbaik tapi sepertinya dia tidak bisa berjalan lagi. Dalam keadaan seperti ini aku tidak bisa menjamin apa-apa."