Chereads / True Love : Senior! I Love U / Chapter 37 - TIGA PULUH TUJUH

Chapter 37 - TIGA PULUH TUJUH

Arsen semakin tersenyum, memperlihatkan deretan gigi putihnya yang tersusun rapi oleh kebagaiaan yang di rasakan gadis di depannya menular kepadanya. Dia merenggangkan tubuhnya lalu meluruskan kakinya di atas karpet hijau yang menjadi alas duduk mereka di atas pasir. "Ngomong-ngomong apa kau sudah pernah pergi ke pulau itu, jika sedang airnya sedang surut kau bisa berjalan pergi ke sana." Tanya Arsen membuat gadis itu menatapnya antusias "Banyak yang bilang pemandangan di sana lebih bagus.."

"Benarkah?"

Arsen mengangguk pasti. Elise pun hanya mendesah ringan "Sayang sekali aku tidak pernah pergi ke sana.."

"Kebetulan sekali bagaimana kalau kita jalan-jalan ke sana.."

Elise kembali bersemangat "Kapan?"

"Kita harus menunggu airnya surut dulu, kalau tidak kita bisa menggunakan perahu ke sana? Bagaimana?" tanya Arsen lagi.

Elise tersenyum senang "Kau baik sekali, Arsen. Kalau begitu tunggu sebentar aku ingin mengambil beberapa foto dulu di sini.." gadis itu lalu mengeluarkan instax dari dalam tasnya lalu meulai berdiri dan memotret pemandangan-pemandangan di sekitarnya. Dia selalu tersenyum senang menatap polaroid yang keluar dan segera memperlihatkannya pada Arsen. Arsen pun hanya geleng-geleng kepala sekaligus bahagia bisa melihat senyum gadis cantik itu.

Arsen tidak pernah menyangka senior di tempat kursus yang dia kejar dengan susah payah dan pelit senyum serta bicara itu akan memperlihatkan sisi lain pada dirinya, Arsen merasa bangga pada dirinya sendiri karena berhasil meluluhkan hati baja milik gadis yang lebih dewasa darinya.

"Kau berbakat sekali menjadi fotografer.." komentarnya pada foto-foto hasil jepretan Elise.

Elise hanya tersenyum menanggapi pujian itu "Arsen kau mau berfoto berdua denganku?" tanya Elise tiba-tiba membuat Arsen sedikit terkejut, karena selama ini dia sendiri hanya bisa mencuri-curi foto yang menempatkan mereka berada di tempat yang sama yang akan terlihat sedang berfoto berdua. Dia tidak menyangka kalau Elise akan benar-benar mengajaknya berfoto berdua. "Sebagai kenang-kenangan kalau kita pernah pergi ke tempat ini bersama.." Elise segera menambahkan setelah menyadari perubahan pada sikap Arsen.

Setelah terlihat bingung beberapa saat akhirnya Arsen pun mengangguk dan menuruti ajakan Elise untuk berfoto berdua dengannya.

"Bagaimana kalian berdua sudah siap?" tanya seorang gadis yang seumuran dengannya, pengunjung yang di minta Elise untuk mengambil foto mereka berdua.

Elise mengangguk mantap sambil bergelayut di lengan Arsen yang berdiri tegap di sampingnya, entah kenapa Elise tidak menyadarinya atau tidak sikap Arsen tiba-tiba berubah menjadi tegang.

Klik. Satu foto berhasil di ambil.

"Satu kali lagi.."kata Elise lalu mengubah posenya. Arsen menatap Elise yang sudah berpose dengan mengangkat tangan kanannya dan membentuk jarinya dengan tanda V lalu menghela napas tersenyum. Arsen pun tanpa sadar juga menuruti pose Elise setidaknya tidak sekaku pose yang pertama.

"Kalian berdua benar-benar pasangan yang cocok.." komentar pengunjung itu setelah menyerahkan instax kembali pada Elise.

Elise menerimanya lalu melirik sekilas ke arah Arsen yang juga melirik ke arahnya, pandangan mereka hanya sesaat bertemu karena keduanya saling membuat pandangan satu sama lain.

"Terima kasih.." ucap Elise pada pengunjung itu yang segera berlalu dari hadapan emreka.

Elise memperhatikan fotonya dan Arsen yang baru saja di ambil lalu tertawa renyah "Arsen. Kau terlihat kaku sekali di foto ini.." katanya lalu menyerahkan foto mereka pertama kepada Arsen. Arsen menerimanya dan hanya menyeringai. Elise mengeluarkan spidol hitam dari dalam tasnya lalu menulis di bagian belakang foto itu.

..Elise dan Arsen. Piknik di pantai..

****

"Coba masukkan tanganmu ke dalam air seolah kau sedang ingin megambilnya. Aku akan mengambil beberapa fotomu.." kata Elise pada Arsen yang duduk di sampingnya dalam perahu yang terisi penuh oleh orang yang ingin pergi ke pulau yang akan mereka tuju dan katanya sangat indah itu.

Benar seperti yang di katakan Arsen pemadangan dari pulau itu terlihat lebih luas dan indah, ombak menghempas karang dengan keras terdengar lebih jelas, beberapa bunga tumbuh liar dan subur berlomba-lomba bersama pohon kelapa yang menjulang tinggi. Tempat ini cukup romantis, Elise hanya tercengang menyaksikan keindahan itu, entah kapan lagi dia bisa mendatangi tempat itu.

"Wah. Arsen. Di foto ini wajahmu kelihatan tampan sekali," ujar Elise sambil memandangi foto Arsen yang baru saja dia ambil. Arsen hanya nyengir kuda dengan pipi memanas "Aku menyukainya."

…Arsen sedang melamun.. tulis Elise lagi di balik foto itu.

"Arsen sekarang kau coba menatap ke arah laut itu, aku akan mengambil fotomu lagi.." kata Elise. Sambil menunjuk ke arah laut yang menurutnya pemadangannya paling indah. Arsen hanya mengangguk lalu mengikuti arah yang di tunjukkan tangan Elise.

"Wah, yang ini juga bagus sekali. Wajahmu terlihat lebih segar.." komentar Elise lagi sambil kembali menulisi bagian belakang foto "Sepertinya kau cocok menjadi model salah satu majalah, wajahmu fotogenik. Apa kau ingin menjadi model setelah pensiun dari pilot, aku bisa mengenalkan mu pada salah seorang teman yang memiliki agenci model.."

Arsen kembali hanya bisa tersenyum sambil terus membiarkan Elise mengambil fotonya terus menerus. Elise pun juga tidak mau lepas dari instaxnya gadis itu benar-benar mencintai keindahan.

Hening mulai mengitari suasana.

"Elise, aku punya sesuatu untukmu.." kata Arsen memecah keheningan setelah sekian menit mereka hanya sibuk dengan diri masing-masing. Elise menurunkan instaxnya dari wajahnya lalu menatap Arsen penuh perhatian.

Arsen tampak menghela napas lalu mengeluarkan sebuah kotak kecil warna biru "Aku tahu, ada banyak hal yang mengganggu pikiranmu, dan kau banyak mempertimbangkan segala hal dalam hidupmu. Dan aku ingin kau selalu bahagia. Dan aku berhadap kebahagiaanmu itu berasal dariku." Arsen berhenti sejenak menghela napas lalu melanjutkan "Untuk itu aku ingin memberikan sesuatu untukmu. Aku tidak ingin kau selalu meragukanku dan berpikir untuk menyerah dan melarikan diri lagi karena perbedaan usia kita yang menurutmu menjadi penghalang, meskipun kau senior bagiku tapi itu bukanlah sesuatu yang bisa membuatku menyerah untuk membrimu cinta.." tambahnya lalu memberikan kotak itu pada Elise.

Elise mengerutkan kening dalam, menatap dengan penuh tanda tanya ke kotak kecil biru yang terulur itu dia ragu sesaat sebelum akhirnya menerimanya.

"Isinya bukan apa-apa. Aku hanya ingin membuatmu tersenyum.."

Elise menatap arsen sekilas, lalu kembali menatap lekat ke kotak kecil itu.

"Dalam kotak itu ada sebuah gelang perak, aku meminta temanku untuk mengukir namamu dan namaku di atasnya. Dan ini sudah mewakili rasa cintaku padamu yang tidak akan pernah berubah.." kata Arsen lagi dan mendadak saja membuat Elise tergelak. Dia benar-benar tidak akan menyangka kalau Arsen akan melakukan hal seperti itu dan benar saja di dalam kota itu ada sebuah gelang perak dan ukiran namanya dan Arsen sebagai hiasan sangat cantik sekali. Elise hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, dia tidak tahu kenapa Arsen bisa memikirkan hal seperti ini apakah dia menjiplak caranya yang dulu juga pernah membuat gelang untuknya. Tapi gelang sederhana buatannya tidak akan bisa di bandingkan dengan gelang mewah dan indah milik Arsen.