Elise terkekeh melihat kedatangan Wahyu. Jarak tempat tinggal mereka hanya lima langkah tapi gaya nya sok melebihi apa pun. "Kau sangat norak.."
Wahyu mengangkat bahu tanpa daya "Apa boleh buat, di depan pacarku, aku harus terus kreatif kalau tidak aku akan di sebut membosankan lagi.." katanya santai. "Ayo naik dan pegangan yang erat.."
Elise tidak berhenti tersenyum ia naik dan duduk di kursi penumpang di bagian belakang pegangan pada pinggang Wahyu. "Kau selalu mengingat kata-kata ku yang jelek saat menghina mu.. apa kau seorang pendendam?"
Wahyu tertawa "Oh, ayolah sayang.. kau seperti tidak mengenalku saja.."
"Ya, aku sangat mengenalmu.. terutama ke norak kan mu itu.. tolong di perbaiki.."
"Hehehe.. itu bukan norak tapi kenyataan.. aku menyayangimu sepenuh hati bahkan aku tidak sempat untuk menyayangi diriku sendiri, karena terlalu sibuk memikirkan mu.." sanggah Wahyu cepat.