Wanita itu membungkuk sambil menatap Wahyu dengan kedua mata yang teduh tapi senyumnya terlihat tidak setulus itu. "Arsen.. salam kenal, sayang.." ucapnya lembut sambil mengacungkan tangannya menyentuh bahunya. Arsen Bergerak mundur, dengan cepat. Wanita itu terlihat sangat terkejut dengan respon Arsen yang sepertinya tidak sesuai harapannya. Ayah juga ikut tersentak dengan melihat sikap Arsen itu.
"Arsen.. kau kenapa?" Tanya ayah panik.
"Aku… aku…" ujar Arsen terbata-bata. Arsen merasakan emosi kemarahan yang membuncah di dadanya, namun Wahyu tidak menemukan satu kosa kata pun yang bisa mewakilinya. Arsen merasa otaknya bagai berhenti bekerja untuk menyusun kalimat dengan baik. Dengan napas memburu dan jantung yang berdegup kencang, Arsen mencoba membuka mulutnya "Aku… aku tidak butuh ibu baru!" seru Arsen bersamaan dengan tangisnya yang pecah.