"USB-ku. Aku membuangnya di pondok kamp. Tapi dia bilang dia melihatmu mengambilnya kembali."
"Ah… USB itu. Ibumu memberikannya padaku. Tentu saja aku mengambilnya. Aku akan menjadi anak yang tidak sopan membuang barang pemberian orang lain."
"..." pria ini. Roxy sama sekali tidak bisa membantahnya. "Lupakan saja. Ngomong-ngomong, apa kau benar tidak bisa tidur karena aku? Ada lingkaran hitam di matamu." Roxy menyentuh rongga mata Declan dengan jarinya.
Sentuhannya yang lembut serta nadanya yang tulus mengkhawatirkannya membuat hati Declan meleleh.
"Aku baik-baik saja. Aku hanya ceroboh."
"Ceroboh? Ada apa?"
"Baru saja aku ditipu dan dibujuk untuk membeli sebuah produk yang mahal, tetapi sebenarnya aku tidak terlalu membutuhkannya. Tidak biasanya aku ceroboh membeli barang yang tak berguna."
"Ha? Memangnya apa yang kau beli?"
"Apakah kau tidak merasa lapar? Tidak ada makanan di tempat ini, dan butuh setengah jam untuk mencapai kota. Ayo kita pulang sekarang."