Dengan perasaan enggan dan malas, Declan menerima panggilan adiknya. Kalau seandainya bukan Letti yang menelepon, tanpa pikir panjang, Declan akan menolak panggilan tersebut dan menarik Roxy kembali ke atas pangkuannya agar bisa bermesraan lagi.
Berhubung yang menelponnya adalah adiknya, Declan mau tidak mau harus menjawabnya.
"Halo?"
"Kakak! Kapan kau akan menepati janjimu?" tanya Letti dengan suaranya yang khas di seberang.
Sebuah senyuman tipis terulas di wajah tampan Declan mendengarnya. Semenjak kecil, suara Letti memang sangat merdu dan enak didengar. Malahan, tanpa menyanyipun, anak itu terdengar seperti sedang bernyanyi saat berbicara.
Tidak heran pemuda yang melakukan voice call dengan adiknya meleleh dan banyak mengejarnya. Kalau bukan Declan yang menyingkirkan pemuda itu, bisa-bisa rumah kediaman Campbell akan dibanjiri oleh tikus-tikus menjijikkan.
Mana mungkin Declan membiarkan pemuda biasa dan tak bejus mendekati adiknya?