Keesokan paginya, sang putri tidur yang jelita memancarkan senyuman puas disaat dia bangun. Gadis itu bisa merasakan dua tangan kekar memeluknya dengan protektif nan lembut, membuatnya tidak ingin bangun dan terus tidur didalam dekapan pria ini.
Roxanne baru sadar ini adalah pertama kalinya dia tidur dan bangun sebagai dirinya sendiri dan dia tidak menduga betapa ia menikmati waktu tidurnya. Tidak ada mimpi buruk atau perasaan gelisah disaat dia bangun. Oh, betapa dia ingin waktu berhenti sekarang dan melanjutkan tidurnya dengan suaminya… ehem… tunangannya.
Tsk. Sepertinya dia mulai ketularan Declan yang suka sekali mengklaim sesuatu selangkah lebih cepat daripada seharusnya.
Roxanne ingat bahwa mereka tidak berada di rumah tetapi di tempat berkemah. Dia tahu dia harus bangun untuk melakukan ritual penyamarannya sebelum berkumpul kembali bersama teman-temannya.
Mereka bahkan belum membahas lagu yang akan mereka bawakan untuk talent show nanti siang.