Kaylee tersenyum puas begitu Lydia selesai mengubah penampilannya menjadi Roe. Dia tampak lebih cantik dari biasanya seolah-olah Roe pergi ke konser dan melakukan pertunjukan solo.
Tapi… bukankah ini terlalu berlebihan? Dia hanya akan menemui kliennya, dan dia yakin Lydia sudah mengetahuinya. Untuk apa Lydia mendandaninya seakan dia akan pergi ke sebuah pesta termewah dan terbesar di dunia ini.
Tiba-tiba Kaylee merasa dia telah melakukan kesalahan dengan memanggil Lydia kemari. Seharusnya dia melakukan perubahan penampilannya dengan tangannya sendiri saja.
"Lydia, kau tahu aku tidak punya jadwal konser. Kenapa kau mendandaniku seperti ini?"
"Bukankah kau mengatakan kau akan berkencan?"
"…" kapan aku bilang aku akan berkencan??
"Tentu saja, kau harus terlihat cantik untuk kencan pertamamu."
"Aku tidak akan berkencan. Aku hanya akan bertemu dengannya. Itu saja." entah kenapa Kaylee tiba-tiba merasa lelah meskipun yang dia lakukan hanyalah duduk sementara Lydia yang melakukan pekerjaan berat untuk membuatnya tampak berbeda dan luar biasa cantik.
Dia bahkan tidak hanya terlihat cantik, dia tampak seperti seorang dewi yang turun dari langit.
"Pertemuan antara seorang gadis dan seorang pria disebut kencan. Tidak ada kata lain yang cocok untuk itu." seru Lydia dengan antusias tanpa mengetahui isi hati Kaylee yang sebenarnya.
"Apakah kau penata riasku, atau apakah kau mengubah profesi menjadi pengoreksi kata-kataku?"
Lydia tertawa geli saat mendengarnya lalu berjalan menuju lemari untuk memilih pakaian yang sesuai dengan riasannya.
"Menurutku gaun ini sangat cocok untukmu. Tidak terlalu formal dan tidak terlalu kasual. Sangat cocok untuk kencan pertamamu."
Lydia mengambil gaun putih selutut dengan ikat pinggang pita hitam di tengah pinggangnya. Warnanya yang putih sangat cocok untuk kulit putih Kaylee yang seputih dan semulus susu. Lengan tangan yang pendek namun menutupi seluruh bahunya membuatnya tampak elegan dan anggun.
"Lydia, ini juga..."
"Percayalah. Aku tidak mungkin membuatmu merasa dipermalukan. Kau adalah model favoritku, dan aku merasa sangat senang untuk membuatmu sebagai wanita tercantik di dunia ini. Sekarang, pergilah sebelum pangeran tampanmu datang."
"Dia bukan pangeran tampanku." Kaylee masih kesal dengan Jacob dan ingin sekali membatalkan pertemuan ini.
Tapi… tidak mungkin dia merasa kesal dan marah tanpa alasan sementara Jacob tidak tahu apa-apa, kan? Jacob tidak yahu kalau Nick adalah dirinya yang menyamar. Jika Kaylee marah-marah dihadapan pemuda itu, tentunya Jacob akan merasa bingung.
Kaylee menarik napas dalam-dalam dan akhirnya memutuskan untuk menuruti saran penata riasnya.
Dia juga mencoba mengatasi kekesalannya dengan Jacob dan bersikap normal. Sayangnya, sulit untuk mengatasi kekesalannya… ditambah dengan kondisi menstruasinya yang membuat suasana hatinya super duper sangat buruk.
Hhhh… tidak bisakah waktu berjalan lebih cepat? Dia ingin menstruasinya berakhir sehingga suasana hatinya yang buruk tidak semakin memburuk.
"Wow, sushi. Kamu masih punya waktu untuk membeli sushi?"
"Ah, itu hadiah dari Osbert."
"Dari orang yang aneh?"
"Lydia, dia bukan orang aneh. Tolong bersikap sopan satu sama lain."
"Ah, maaf." Lydia menundukkan wajahnya merasa bersalah, namun dia tetap menyuarakan suaranya. "Tapi, nona, kau terlalu berhati lembut dan kurang peka. Kau tidak tahu kalau Nick sering mengeluh..."
"Nick? Apa hubungannya dengan Nick?" Kaylee tidak mengerti kenapa tiba-tiba nama adik sahabatnya keluar dari mulut make-up artisnya sementara mereka sedang membicarakan tentang pegawainya beberapa saat lalu.
Lydia menelan ludah gugup sambil menutup mulutnya rapat-rapat, membuat Kaylee menyipitkan matanya curiga.
"Pokoknya, kau harus memecat orang itu. Instingku mengatakan dia bukan orang baik. Bukankah nona Wendy juga sering membahasnya?" Lydia ingat Wendy juga sering menasihati Kaylee untuk segera memecat Osbert, tapi Kaylee tidak pernah mau mendengarnya.
Sebelum Kaylee bisa menanggapi kata-kata penata riasnya, telepon di kamarnya bordering, sehingga Kaylee memutuskan untuk mengangkat telponnya terlebih dulu.
"Halo?"
"Nona Roe, seseorang bernama Jacob ada di sini untuk menemui anda."
Deg. Entah kenapa Kaylee merasa gugup mendengarnya. "Baiklah. Tolong bawa dia ke kafe di lantai dua." Kaylee menjawab dengan sopan sebelum menutup telepon.
Kaylee menghembuskan dan menarik napas beberapa kali untuk meredakan kekesalannya dengan temannya. Dia adalah Roe sekarang, dan Roe tidak tahu apa-apa tentang apa yang terjadi antara Jacob dan Nick. Dia harus bersikap normal agar tidak membuat Jacob curiga.
Setelah merasa yakin dia sudah tidak lagi merasa kesal dengan sahabatnya itu, Kaylee berjalan menuju pintu untuk turun ke lantai dua.
"Kaylee, bagaimana dengan sushinya?" Lydia merasa yakin Kaylee tidak akan naik ke lantai lima ini lagi, dan sushi ini akan mubazir jika Kaylee meninggalkannya disini.
Meskipun dia tidak suka dengan Osbert, dia tetap menghargai makanan.
Kaylee menghentikan langkahnya saat mendengar kata sushi, lalu berjalan menuju meja untuk membuka kotak makan siang yang diberikan oleh Osbert. Dia mengambil salah satu sushi ... lalu mengambil satu lagi sebelum dia menutup tutup kotak tersebut dan memberikannya kepada Lydia.
"Kau bisa memakannya atau memberinya dengan saudaramu. Terima kasih sudah datang ke sini. Sampai jumpa."
Lydia tersenyum geli sambil menggelengkan kepalanya. Bukankah gadis itu mengatakan bahwa dia kesal dengan teman kencannya? Kenapa sekarang Kaylee terlihat tidak sabar bertemu dengan pemuda itu?
Siapa pemuda itu? Ah, rasanya dia ingin mengintip orang seperti apa teman kencan majikannya. Tetapi sebelum itu, dia harus memberi tahu seseorang terlebih dahulu.
'Kakakmu yang paling kau sayangi sedang berkencan di dalam gedung studionya.'
Lydia mengirimkan pesan itu kepada seseorang, lalu tersenyum sambil mencoba membayangkan seperti apa ekspresi penerima pesannya saat membaca berita tersebut.
Di sebuah tempat terpencil di mana sekelompok pemuda sedang berlatih di sebuah studio musik, sang gitaris meletakkan gitarnya untuk mengambil botol minumannya. Dia juga memeriksa teleponnya untuk membrowsing album paling trend sekarang disaat matanya menyadari sebuah notif menandakan seseorang mengiriminya sebuah pesan.
Awalnya, dia membuka pesan itu dengan santai sambil menyesap minumannya. Tapi saat dia membaca kata 'kencan', dahinya mengernyit dan mengeluarkan ujung botol dari mulutnya.
Kaylee berkencan malam ini? Dengan siapa?
Jika kalian bertanya-tanya mengapa Nick langsung menebak Kaylee, sekarang kalian tahu bahwa Nicholas Larson lebih menyayangi Kaylee daripada Wendy.
"Yo, Nick."
Nicholas (asli) menoleh ke arah temannya yang memanggilnya.
"Aku punya ide untuk bagian selanjutnya." kemudian temannya memainkan gitar elektriknya untuk ditunjukkan kepada Nick, pemimpin band mereka. "Bagaimana hasilnya?"
"Bagus. Tambahkan vibrasi ke nada terakhir dan sisipkan akord minus seven pada akor ketiga."
Temannya menuruti dan mengulangi ide itu dengan menambahkan elemen tambahan seperti yang disarankan Nick. Setiap orang yang mendengarnya tersenyum puas pada musik yang terdengar lebih baik dari sebelumnya.
Mereka beruntung memiliki Nicholas Larson di antara mereka. Anak itu memang jenius dalam berimprovisasi dan membuat lagu lebih soulful yang bisa menggetarkan pikiran pendengarnya.
Nick kembali menatap ponselnya sambil membaca pesan itu berulang-ulang. Tidak mungkin ada orang yang bisa mendekati Kaylee. Terlepas dari dirinya sendiri, dia benar-benar yakin bahwa gadis itu tidak akan membiarkan para pria mendekatinya.
Apakah Lydia mencoba mengolok-oloknya, atau apakah gadis itu mencoba membalas dendam karena dia telah menghancurkan kencan butanya dua minggu lalu?
Siapa teman kencan Kaylee? Apakah orang yang aneh yang telah bekerja di tempat studio Kaylee atau pria baru yang tidak dikenalnya?
Argh! Nick tidak akan bisa tenang jika ada seorang pria asing mendekati Kaylee, terlebih lagi jika orang itu akan memanfaatkan kepolosan Kaylee dan menipunya untuk mengikuti rayuannya. Kepolosan gadis itu melampaui kata-kata, dan tidak ada lagi yang bisa menyelamatkannya.
Dia harus memberi tahu Wendy tentang ini.
Setelah mengirimkan pesan kepada kakaknya, Nick kembali melanjutkan latihannya sambil berusaha menghilangkan pikiran negatif terhadap teman kencan Kaylee. Gadis itu akan baik-baik saja.
Pada saat yang sama, Kaylee… er… Roe keluar dari lift dengan senyum lebar sambil mencoba untuk bersikap normal. Dia mencari sosok Jacob, yang sekarang duduk di ujung kafe di sebelah jendela kaca.
Tampaknya pemuda itu sedang melamun, dan tatapannya menatap pemandangan kota dari lantai dua. Kaylee bertanya-tanya apa yang dilamunkan pemuda itu sampai-sampai dia tidak menyadari kehadirannya.
"Hai, Jack," sapa Kaylee, membuat Jacob menoleh ke arahnya.
Sebelum ini, Jacob mengkhawatirkan pertengkaran kecilnya dengan Nick. Entah kenapa ia merasa tidak nyaman dan gelisah saat bertengkar dengan pemuda itu. Pikirannya dipenuhi dengan mencari cara untuk meminta maaf dan membuat pemuda itu memaafkannya agar pikirannya tidak pada pertemuannya dengan Roe.
Dia bahkan berencana untuk menunda pertemuannya dengan sang idola, tetapi dia tidak tahu nomor kontak Roe, dan dia tidak bisa menghubungi Nick. Jacob tidak mungkin tiba-tiba tidak muncul tanpa alasan dan membuat Roe menunggunya, bukan? Oleh karena itu, ia memutuskan untuk tetap datang meskipun hatinya tidak sepenuhnya antusias bertemu dengan gadis cantik nan menawan ini.
Namun, ketika matanya berbalik dan melihat wajah seperti malaikat, kekhawatiran dan kecemasannya lenyap seketika.
Dia tahu bahwa Roe memang sangat menawan hingga sanggup memikat hatinya. Dia bahkan sadar dia telah jatuh cinta padanya, tetapi Jacob tidak tahu bahwa gadis ini akan tampak lebih cantik dan bersinar daripada sebelumnya.
"No... Nona Roe, kau terlihat cantik malam ini. Apakah aku mengganggumu? Sepertinya kau ada acara penting malam ini."
"Tidak. Aku bebas saat ini." semburat merah muncul di pipi Roe.
Tuh, kan? Jacob salah paham dan mengira dia akan datang ke sebuah acara penting. Seharusnya Kaylee bersikeras untuk mengurangi riasannya yang berlebihan.
"Ah, aku membawakanmu sesuatu," Jacob memberi Roe sebuah kotak kecil yang lucu.
Kotak tersebut sangat mungil nyaris nyaris seperti sebuah kotak Tiffany, namun yang ini agak lebih besar. Kalau seandainya ukurannya sama persis dengan kotak Tiffany, orang-orang akan mengira Jacob tengah melamarnya.
"Apa ini?"
"Buka saja."
Roe membuka kotak kecil tersebut dan mengintip isinya. Di dalamnya ada kue coklat mini yang dihias dengan boneka kelinci yang menggemaskan sebagai toppingnya. Senyumnya semakin cerah saat melihat kue coklat itu.
"Ini... bagaimana kau tahu aku suka kue coklat?"
"Entahlah. Aku hanya menebak-nebak. Ah, tenang saja, kue itu tidak mengandung kacang."
"Kacang?"
"Bukankah kau alergi kacang. Jadi aku telah memastikan kue itu tidak mengandung kacang."
"Kau bahkan tahu bahwa aku alergi kacang? Jika aku tidak mengenalmu, aku akan mengira kau adalah penguntitku." Kaylee mengucapkannya dengan nada jenaka membuat Jacob menggaruk lehernya dengan senyum malu-malu.
"Sebenarnya, aku mendengarnya dari Nona Larson."
Roe tersenyum geli melihat perilaku pemuda itu. Hanya ketika Jacob bersama Roe, pemuda itu bertingkah seperti anak pemalu dan berbicara dengan sangat lembut.
Ah, rasanya sulit sekali untuk tetap marah dengan pemuda ini dalam waktu yang lama. Jacob terlalu menggemaskan untuk mendapatkan kejengkelannya. Apalagi dia sudah membawakan kue coklat kesukaannya. Gadis mana yang tidak meleleh jika seseorang memberinya suap termanis?