Haya dan yang lain menghela napas karena tidak ada pertumpahan darah yang tidak diperlukan. Tidak jauh dari sana mereka melihat orang asing itu melempar sebuah benda berbentuk bulat tepat ke arah Haya dan yang lainnya.
Benda bulat itu bercahaya terang sehingga membuat semua orang menyipitkan mata mereka. Setelahnya benda bulat itu meledak di dekat mereka. Haya dengan cepat menarik Brick dan Clarissa menjauh dari ledakan yang membuat mereka aman.
Namun, tidak dengan kepala desa dan penjaga. Mereka semua terlempar jauh dan terluka cukup parah. Orang asing dan kawanannya kembali menuju Haya dan yang lainnya. Mereka perlahan-lahan mendekat langkah demi langkah.
"Wah wah wah...ada apa ini?" ucap orang asing yang kembali.
"Beraninya kau! *uhuk*" balas kepala desa yang terbatuk.
"Kau masih saja menyebalkan."
Kepala desa yang duduk dalam keadaan terluka ditendang tepat di sisi wajahnya yang membuat kepala desa kesakitan.
*Uhuk uhuk* *haah haah* "Sepertinya aku tidak mati seperti yang kau inginkan." ucap kepala desa.
"Kau sudah mau mati saja masih bermulut besar, ya. Biarlah, sebentar lagi kau akan berakhir." balas si orang asing.
"Heh, sebentar lagi bantuan akan datang. Apa yang bisa kau lakukan?" balas kepala desa memprovokasi orang asing itu.
"Sepertinya kau terlalu meremehkan kami, ya?" ucap si orang asing.
Haya melihat kepala desa yang berusaha mengulur waktu agar bantuan datang. Melihat ini Haya tentunya tidak bisa diam saja. Namun, mereka tidak bisa mengukur kekuatan musuh. Apalagi dengan jumlah yang cukup banyak.
"Haya, ambil senjatamu. Ibu dan ayah akan mengulur waktu." ucap Clarissa dengan suara kecil.
Haya dengan cepat kembali ke rumahnya untuk mengambil senjatanya. Selagi Haya mengambil senjata, Clarissa dan Brick masuk ke pembicaraan.
"Jika kau berbicara begitu, berarti kau kuat, bukan?" ucap Clarissa dengan nada meremehkan.
"Kau ingin menjadi seperti orang ini?" tanya si orang asing.
Clarissa mengaktifkan [Strengthen] dan bersiap dengan kedua belati di masing-masing tangannya. Brick juga mempersiapkan sihirnya selagi bersiap.
"Brick, dukung aku." kata Clarissa yang mulai berlari.
"Siap." balas Brick singkat.
Clarissa berlari dengan kecepatan tinggi. Mengarah langsung menuju pemimpin kawanan tersebut. Namun, yang pertama sampai adalah sihir [Fire burst] milik Brick. Orang asing itu mengeluarkan [Skild] yang mampu menahan sihir serangan dari Brick.
"Hanya segitu?" tanya si orang asing.
Tanpa disadari, Clarissa sudah berada di belakang orang asing itu. Tentunya sihir Brick sebelumnya merupakan umpan untuk mengecoh musuh walau hanya sebentar.
Clarissa langsung menusuk belatinya menuju kepala si orang asing. Namun, serangan Clarissa berhasil dihindari olehnya. Clarissa tampak kebingungan sebentar karena dia dapat menghindari serangannya dari titik buta.
Walaupun pengecoh itu sebentar, tetapi setidaknya butuh kecepatan reaksi yang tinggi untuk menghindari serangan Clarissa. Hanya Haya yang Clarissa tahu bisa bereaksi dengan kecepatan yang mirip dengan orang asing ini.
"Serangan yang bagus, tapi..."
Orang asing itu menangkap pergelangan tangan Clarissa dan melemparnya ke udara. Clarissa terbang di udara dan berusaha memperbaiki postur tubuhnya. Dengan begitu dia mendarat di kedua kakinya.
"Ini bahaya, Brick. Orang ini berada di level yang berbeda denganku." ucap Clarissa dengan wajah serius.
Brick melihat Clarissa yang sedang dalam keadaan serius. Di saat yang sama bala bantuan desa telah datang. Untuk sesaat Brick dan Clarissa lega melihatnya, tetapi hanya untuk sesaat mereka juga khawatir.
Kemungkinan besar, orang-orang yang dibawa oleh pemimpin itu lebih kuat dari penjaga desa. Walaupun jumlah penjaga desa yang datang 5 kali lipat jumlah musuh, tetapi mungkin tidak dapat membuat perubahan yang besar.
Para penjaga mulai menyerang kawanan musuh. Pada awalnya mereka dapat menekan musuh, tetapi itu hanya sebentar. Sesuai dugaan, keadaan berbalik menjadi para penjaga tertekan dan ada yang terluka.
"Mari kita lanjutkan. Kini giliranku." ucap si orang asing.
Orang asing itu tiba-tiba berada di depan Clarissa dan menyerangnya dengan pedang. Clarissa hampir tidak bisa bereaksi dengan serangan itu. Dia menahan pedang itu dengan kedua belatinya.
"Hooh."
Si orang asing meninju perut Clarissa dengan tangan kanannya. Pukulan itu membuat Clarissa tersentak dan jatuh ke belakang. Tanpa berlama-lama, Clarissa berdiri lagi dan masih memegang belati di kedua tangannya.
Brick yang dari awal menjauh dari Clarissa karena dia kurang bisa pertarungan jarak dekat memberikan sihir dukungan. Kali ini dia menembakkan sihir [Fireball] dengan harapan orang asing bisa menjauh dari Clarissa.
Namun, semua sihirnya tidak berguna di hadapan [Skild] milik pemimpin musuh. Tahu serangannya tidak berguna, dia meningkatkan meningkatkan kapasitas sihir di dalam [Fire burst] nya. Butuh beberapa waktu untuk meningkatkannya.
Di sisi lain Clarissa melancarkan serangan balik. Dia mengayun belatinya dari 2 arah dengan belatinya. Semua itu bisa ditangkis dan dihindari oleh orang asing itu. Clarissa menundukkan badannya dan melakukan serangan bulan sabit dengan kakinya.
Namun si orang asing mundur menghindarinya. Kali ini si orang asing yang menyerang Clarissa. Setiap serangannya sangat tajam sehingga membuat Clarissa hanya bisa menghindar dengan celah tipis. Juga serangannya ada yang memotong sehelai rambutnya.
Brick sudah selesai meningkatkan sihirnya. Dia menembakkan [Fire burst] yang sudah ditingkatkan langsung mengarah ke orang asing itu. Lagi-lagi sihir yang Brick lancarkan masih tidak bisa menembusnya.
"Walaupun kau sudah meningkatkannya, tapi tetap tidak berguna, kau tau?" ucap si orang asing.
Mengambil kesempatan ini, Clarissa dengan kecepatan penuh menyerang si orang asing. Serangan Clarissa masih bisa dihindari, tetapi terdapat sayatan kecil di bahunya.
"Apakah ini kemampuan terbaikmu?" Orang asing itu tidak terpengaruh dengan sayatan yang dibuat oleh serangan Clarissa.
Di depannya, Clarissa mulai mengeluarkan keringat. Sedikit, tapi akan tidak menguntungkan baginya untuk bertarung seperti ini.
Brick berusaha untuk membantu Clarissa. Dia mengeluarkan lagi sihir [Fireburst] yang sudah ditingkatkan. Walaupun tidak berguna, dia tetap menyerangnya. Lama kelamaan, Brick mulai tertunduk lesu dan berlutut dengan lemah.
"Sudah tau tidak berguna, tapi masih saja. Betapa kasiannya." ucap orang asing itu.
Si orang asing melihat Clarissa yang mengeluarkan keringat. Dia berjalan menuju Clarissa dengan pedang di tangannya. Si orang asing menyerang Clarissa dengan tebasan dari atas. Clarissa berhasil menahannya dengan kedua belati yang dia pegang gemetar.
"Tidak ingin menyerah, ya?" kata si orang asing melihat Clarissa yang mulai kelelahan.
"Mungkin kau bisa mengalahkanku, tapi orang itu pasti akan mengalahkanmu." balas Clarissa.
"Orang itu? yah, aku tidak peduli. Lagipula kau akan mati." ucap si orang asing
Orang asing itu menurunkan pedangnya. Dia menendang perut Clarissa dengan lututnya. Namun, Clarissa menahan dengan tangannya, tetapi karena terlalu kuat, Clarissa terbang dan tumbang.
"Selanjutnya kau." Orang asing itu menunjuk ke arah Brick yang dalam keadaan berlutut.