Saat ini Adnan sudah duduk di teras mushola berdampingan dengan Fatma, gadis pujaan hatinya. Semantara Aufa dan Shila menunggunya duduk tidak jauh dari mereka.
Seperti biasa Aufa selalu tidak tahan untuk mencuri pandang dengan pemuda berwajah gagah itu.
Namun, meski Adnan sudah peka dengan gelagat Aufa, ia berusaha bersikap santai, dan lebih memilih fokus pada gadis yang sedang duduk di sebelahnya.
"Gimana mas, udah ada kabar apa?" Tanya Fatma membuka obrolan.
Bulu kuduk Adnan masih merinding, hatinya juga selalu berdesir tiap kali Fatma memanggilnya dengan sebutan 'mas'. Mungkin karena ia belum terbiasa.
Menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya Adnan hembuskan secara perlahan. Ia mengatur perasaanya yang entah kenapa tiba-tiba saja mendadak gugup.
"Iya... tolong sampekan sama abi, rencananya besok aku sama keluarga dateng kerumah."
Mendengar itu, Aufa yang sedang duduk tidak jauh dari mereka, diam seribu bahasa. Tiba-tiba saja hatinya mendadak perih.