Marko tersenyum kemudian menunduk untuk menatap Mayra. Putri kecilnya itu masih serius meminum susu di dalam botolnya. "Aku hanya ingin bilang bahwa rumahku cukup besar. Aku tidak ingin kamu merasa kaget dan gugup ketika kamu sampai di sana."
Kalimat itu membuat kepala Azalea berputar ke arahnya. "Seberapa besar?"
Marko terlihat berpikir sebentar. "Mungkin sekitar lima kali lebih besar dari rumah ini."
"Lima kali?" Tanya Azalea dengan wajah tercengang. "Ada berapa lantai di rumahmu?"
"Tiga lantai," jari Marko menyentuh pipi tembam Mayra. Putrinya itu tertawa pelan kemudian kembali fokus meminum susunya. "Tapi kamu tidak perlu khawatir. Ukurannya tidak sebesar rumah kakekku."
"Rumah kakekmu jauh lebih besar dari itu?" Azalea terkesiap. Dia buru-buru mengambil ponselnya. "Aku harus tahu sebesar apa rumah kakekmu itu. Apa foto rumahnya ada di internet?"
"Mungkin ada, tapi-"