Panggilan singkat itu terasa bergema di lapangan parkir terbuka di kantornya. Tatapan Marko tidak berpindah dari matanya. Seulas senyum tipis tersungging di bibir tebalnya. Perhatian Marko yang cukup panjang pada Azalea membuat Pak Adit berbalik hingga sang karyawan dan sang bos saling bertatapan. Mata Pak Adit kembali berbalik menatap Marko dengan sebelah alis terangkat. Azalea menarik napas dalam kemudian berjalan mendekat. Marko belum berhenti menatapnya, bahkan ketika ujung sepatu Azalea hampir bertabrakan dengan milik laki-laki itu.
"Selamat sore, Pak Adit," sapa Azalea dengan senyuman kaku untuk memecah suasana canggung di antara mereka.
"Sore," Pak Adit menatap mereka berdua bergantian sebelum mengangguk mengerti. "Ooh, jadi kamu menunggu Azalea?" Tanya Pak Adit sambil menggeleng. "Sekarang aku tidak heran kalau Azalea tidak pernah berkencan dengan laki-laki lain."
Tubuh Azalea membeku. Tubuh Marko ikut berubah kaku tapi mulutnya masih bisa bersuara. "Maksud Bapak?"