"Mom!" Nora mendekati kedua orang tuanya dan memeluknya erat.
"I miss you," gumam Lyora dan mengecup lembut puncak kepala putrinya, sedangkan suaminya, Riyonal kini sedang mengelus punggung putrinya.
"Kau kelihatan kurus sweetheart," gumam Riyonal dengan memperhatikan postur tubuh putrinya.
"Aku baru sadar Dad, jika mengurus rumah tangga tidak semudah yang di bayangkan," gumam Nora berbohong sambil menampilkan senyum manisnya.
Tubuhnya memang mulai berisi dan gemuk, tapi tidak se-gemuk dan se-berisi saat di rumah.
"Ayo masuk ke dalam," gumam Lyora dengan menuntun tangan putrinya untuk memasuki mansion.
Nora tersenyum tipis, gadis itu mengangguk dan mulai mengikuti langkah kedua orang tuanya.
"Sweetheart, Daddy pamit dulu ya, Daddy sedang mengajari kakakmu Austin berbisnis, sebelum Daddy menyerahkan perusahaan sepenuhnya pada kakakmu itu."
"Apa kalian sedang menceritakanku?" sahutan seseorang dari arah sana membuat semuanya menoleh.
Nora tertawa kecil melihat Austin yang kini sedang menatapnya dengan bersedekap dada.
"Jangan mengejekku, aku memang tidak memiliki wawasan luas mengenai perusahaan seperti suamimu, itu karena aku masih belajar, tapi setelah tau semuanya nanti, aku pastioan perusahaan Daddy akan bertanding dengan perusahaan Aldrich di bawah kendaliku," akunya dengan nada sombong.
Nora terkekeh kecil mendengar hal itu, gadis itu pun mengangguk-anggukan kepalanya saja membalas perkataan Austin.
"Baiklah-baiklah Austin terserah kau saja," gumam Nora dan kini membiarkan Aldrich dan daddy-nya pergi menuju perusahaan, gadis itu beralih menatap mommy-nya yang sedang memperhatikan keduanya.
"Mom, aku lapar ...." Rengek Nora yang sepertinya mulai maja kembali, gadis itu benar-benar ingin menghabiskan waktunya bersama dengan keluarganya sebelum Aldrich pulang ke New York kembali. Dan kini Nora juga ingin bermanja-manja pada mommy-nya seperti semasa belum menikah dulu.
"Kata Austin kau sudah bisa memasak sendiri, kenapa malah tidak memasak saja?"
"Mom, aku baru tiba di sini setelah hampir sembilan bulan tidak bersama dengan kalian, jadi kali ini aku ingin merasakan masakan Mommy," akunya dengan memeluk erat lengan Lyora.
Lyora tersenyum lembut langsung menarik tangan Putrinya menuju dapur ingin memasak makanan untuknya.
"Mom juga ingin merasakan masakanmu nanti."
Nora tersenyum tipis dan menganggukan kepalanya, "Nanti aku akan memasaknya Mom saat makan malam nanti," ujar Nora dengan mendudukan dirinya di salah satu kursi meja makan, menunggu mommy-nya selesai memasakkan makanan untuknya.
Sudah menunggu sekitar lima belas menit, Yolla menghirup dalam-dalam wangi masakan Lyora yang sudah mulai menguar.
"Mommy, makanannya masih lama?" tanya Nora dengan masih berusaha memperhatikan apa yang sedang di buat oleh mommy-nya itu.
"Tunggu, sebentar lagi!" Lyora masih asik memberikan beberapa toping di makanan Putrinya dan setelah itu langsung meletakkannya atas mej tepat di hadapan Nora yang matanya sudah mulai berbinar merekah menatap menu favoritnya, yaitu Lobster Newberg juag Bagel.
"Makanlah, jangan terus melihatnya, kau sudah seperti gadis yang tidak di beri makan selama beberapa hari," jelas Lyora dengan terkekeh kecil.
Dan tanpa mempedulikan perkataan mommy-nya, Nora pun mulai melahap menu utama, yaitu Lobster Newberg buatan mommy-nya.
"Enak?" tanya Lyora memastikan yang di balas dengan anggukan kepala semangat oleh Nora.
"Aku tidak menayangka jika makanan buatan Mom akan terus se-enak ini," pujinya dengan terus memakan makanannya.
"Jangan ragukan kemampuan mommy-mu ini," ujarnya dengan tersenyum puas ketika melihat Nora yang makan dengan sangat terburu-buru.
***
Nora berjalan memasuki kamarnya yang berada di lantai teratas, gadis itu berjalan menuju kamarnya dan menatap seisi ruangan dengan mata yang mengedar.
Ia tersenyum tipis ketika melihat nuansa kamarnya yang tidak pernah berubah, bahkan aroma Cherry blosoom masih sangat kentara di dalam kamar itu.
Sebelum membaringkan tubuhnya di atas ranjang queen size miliknya, Nira terlebih dahulu berjalan menelusuri balkon kamar, bibirnya tersungging manis saat tiba di sana. Pemandangan lampu-lampu kota membuat hatinya kian menghangat, gadis itu memejamkan matanya, menikmati udara dingin yang menerpa kulitnya.
"Kenapa masih belum tidur, hem?" Nora tersentak ketika mendengar suara Austin, bersamaan dengan itu, ia menolehkan wajahnya ke arah bahunya yang kini sudah terpasang selimut tebal yang menutupi tubuhnya.
"Sekarang tidurlah Princess, sudah malam," aku Austin dan segera merangkul bahu Nora, membawa gadis itu masuk kembali ke dalam kamarnya, setelahnya, pria itu pun mulai menutup pintu balkon kamar agar Nora tidak kedinginan karena angin yang memasuki kamar gadis itu. Nora mengangguk dan mulai tertidur di atas ranjang.
"Kau tidurlah," gumam Austin dengan mengecup kening Nora dan menarik selimut gadis itu hingga sebatas pinggang, setelahnya, ia pun mulai keluar dari dalam kamar setelah sebelumnya telah menutup pintunya.
Nora tersenyum kecil memandang kepergian Austin, kini gadis itu mulai mengadahkan wajahnya ke atas, menatap langit-langit kamarnya.
Ting!
Nora mengalihkan pandangannya di meja nakas, menatap pada ponselnya yang berbunyi, tanda masuknya sebuah notifikasi.
Nora mengambil ponselnya dan mengerutkan dahinya kala melihat pesan masuk dari Aldrich. Tanpa berpikir lebih jauh, Nora segera membuka roomchat dengan Aldrich untuk membaca pesan dari pria itu.
Nora menelan salivanya kasar ketika membaca spam pesan dari Aldrich yang terus-menerus memarahinya karena terus saja menghubunginya.
Nora membaca seluruh isi pesan dari Aldrich satu persatu, sebelum akhirnya mulai mengetikkan sebuah kalimat singkat agar tidak ada permasalahan lagi di antara mereka.
'Maaf Aldrich, aku berjanji tidak akan mengganggumu lagi' Nora mengetikkan balasan tersebut pada Aldrich dan setelahnya kembali mengembalikan ponsel tersebut di atas meja nakas.
Nora mendudukan diri kembali di tepi ranjang. Merenung sejenak sebelum kembali meraih ponsel yang ada di meja nakas. Menghidupkan ponsel kembali untuk memeriksa apakah ada balasan pesan dari Aldrich atau tidak. Tapi ternyata tidak ada.
Dan yang lebih menyakitkan lagi Aldrich ternyata sudah membaca pesannya.
Memangnya apa yang harus di balas.
Ceklek!
Pintu terbuka memunculkan Lyora, mommy-nya.
"Kau belum tidur?" tanya Lyora dengan nada heran, menatap putrinya dengan kening mengerut.
"Aku baru akan tidur sekarang Mom." Nora berujar dengan senyum manis, mengubah posisi duduknya menjadi tertidur kembali dan tidak lupa untuk meraih selimut hingga sebatas dada.
Lyora tersenyum, wanita paruh baya itu mendekat, mendudukan diri di tepi ranjang dan mengelus pelan puncak kepala putrinya.
"Apa rumah tanggamu baik-baik saja? Kenapa tubuhmu sedikit kurus?" tanyanya memperhatikan.
Nora menggeleng cepat menentang keputusan mommy-nya, ia tersenyum manis seolah-olah jika ia baik-baik saja.
"Hubunganku dan Aldrich baik-baik saja Mom. Bahkan terkadang aku merasa kesal sendiri karena rasa pedulinya yang terlihat berlebihan."
Lyora tersenyum, "Mom senang mendengarnya. Dulu Daddy-mu juga melakukan hal yang seperti Aldrich. Terkadang kita menganggap jika apa yang mereka lakukan berlebihan, tapi semua itu mereka lakukan sebagai bukti rasa sayang, Nora."
"Mom senang jika rumah tangga kalian baik-baik saja. Sekarang tidurlah, kau harus memulihkan kondisi agar tubuhmu sedikit berisi. Mom mengerti jika mengurus rumah tangga sendirian tanpa bantuan pelayan memang benar-benar menyusahkan bahkan kau sedikit kurus karena melakukan hal itu."
"Aku memang senang mengurus rumah tangga sendiri," timpal Nora cepat.
"Mom mengerti hal itu, Sweetheart. Sekarang tidurlah agar kondisimu semakin pulih."